Madilog dan Misi Besar Tan Malaka: Membebaskan Pikiran Bangsa dari Belenggu Mistik
- Cuplikan layar
Mengapa Mistik Dianggap Masalah Serius?
Tan Malaka tidak menolak agama atau kepercayaan. Namun, ia mengkritik penyalahgunaan keyakinan dan budaya lokal yang menghambat berpikir rasional. Ia menyebut bahwa masyarakat cenderung pasrah dan menerima keadaan tanpa berusaha memahami akar permasalahan atau mencari solusi logis.
Contohnya, ketika terjadi bencana, banyak yang percaya bahwa itu adalah “kutukan” atau akibat dari “gangguan roh”. Padahal, secara ilmiah, bencana bisa dijelaskan lewat geologi, meteorologi, atau ilmu lingkungan. Cara berpikir mistik seperti ini, menurut Tan Malaka, membuat bangsa Indonesia lambat berkembang dan sulit bersaing secara global.
Tiga Pilar Madilog: Materialisme, Dialektika, Logika
1. Materialisme
Materialisme yang dimaksud Tan Malaka bukan soal harta benda, melainkan cara pandang bahwa segala hal di dunia ini bisa dijelaskan lewat kenyataan materi—apa yang bisa diamati, dibuktikan, dan dianalisis.
Tan Malaka menolak penjelasan yang bersifat dogmatis tanpa bukti. Bagi dia, segala fenomena harus bisa dilacak sebab-musababnya secara nyata.