"Stat Rosa Pristina Nomine": Refleksi Kehilangan dan Kenangan dalam "The Name of the Rose"
- Tangkapan layar
Di tingkat sosial dan filosofis, Stat rosa pristina nomine menyampaikan pesan tentang keterbatasan kita dalam memahami dan mempertahankan pengetahuan dan sejarah. Kehilangan sesuatu yang kita anggap berharga tidak hanya terjadi pada tingkat fisik, tetapi juga pada dimensi ideologis dan kultural. Pengetahuan yang hilang atau disembunyikan oleh kekuasaan meninggalkan kita dengan ruang kosong yang hanya bisa diisi dengan nama-nama dan ingatan yang terdistorsi.
Selain itu, kalimat ini juga mengingatkan kita tentang ketidakmampuan kita untuk benar-benar menguasai sejarah dan pengetahuan yang telah berlalu. Apa yang kita tahu, dan bagaimana kita mengingatnya, hanya merupakan fragmen dari keseluruhan gambar yang lebih besar. Dalam dunia yang semakin terhubung dan cepat berubah ini, kita sering kali terfokus pada perkembangan teknologi dan informasi terkini, sementara bagian-bagian penting dari warisan budaya dan sejarah kita bisa hilang begitu saja.
Makna dalam Kenangan yang Hilang
Kalimat Stat rosa pristina nomine menutup The Name of the Rose dengan sebuah refleksi mendalam tentang kehilangan, kenangan, dan warisan yang terpendam. Eco tidak hanya menulis sebuah cerita misteri, tetapi juga menyelipkan dalamnya filosofi tentang cara kita memandang sejarah dan pengetahuan. Kehilangan adalah bagian dari siklus kehidupan, dan kenangan yang kita simpan hanya mampu memberi kita gambaran yang kabur tentang masa lalu.
Novel ini, melalui kalimat penutupnya, menggambarkan bagaimana banyak hal yang hilang dalam sejarah kita tidak akan pernah kembali. Namun, seperti halnya dengan rose yang terpendam dalam nama, kita hanya bisa merasakannya sebagai fragmen yang terus hidup dalam kenangan.