Keliling Eropa gratis? … Bisa! Simak Cara dan Waktunya…

Europe on Screen 2023
Sumber :
  • Europe on Screen

 

Peranan Pemandian Romawi dalam Membantu Para Ilmuwan Melawan Tantangan Resistensi Antibiotik

Jakarta, WISATA – Austria, Belanda, Inggris, Finlandia, Italia, Jerman, Prancis, Polandia, Ceko, Slovakia, Spanyol, Swedia, UkrainaI’m coming!

Yup… kini Anda bisa menjelajah Eropa bersama Europe on Screen, gratis!

Anak Lelaki 8 Tahun Temukan Koin Romawi Berusia 1.800 tahun di Kotak Pasir Sekolah

Europe on Screen hadir kembali. Sebuah festival film internasional yang memutar film-film terpilih dari negara-negara Uni Eropa dan negara-negara Eropa yang memiliki perwakilan di Indonesia.

Tidak tanggung-tanggung, Europe on Screen akan membersamai Anda untuk menjelajah ke 24 negara Eropa, mengenal karakter, menyelami budaya, menikmati suara, merayakan visual lewat 74 film baru yang berkualitas dengan taburan penghargaan kelas dunia.

Ragam Mainan yang Langka dari Abad Pertengahan 1.000 Tahun yang Lalu Digali di Kastil Jerman

Anda dapat menikmati kisah-kisah berlatar Eropa yang disajikan dalam berbagai genre. Cukup dengan mendatangi venue di Jakarta, Bandung, Bekasi, Denpasar, Medan, Surabaya, dan Yogyakarta hingga 25 Juni 2023.

Selain pemutaran film, festival tahunan ini juga dimeriahkan dengan lokakarya, diskusi, kompetisi, dan banyak lagi. Yang lebih seru lagi, akan ada Surprise Screening untuk pemutaran film di IFI Thamrin, Jakarta pada Jumat, 23 Juni pukul 19.00 WIB. Khusus film ini, untuk judulnya akan diberitahukan tepat sebelum pemutaran.

Sila mengunduh katalog melalui situs resmi Europe on Screen untuk detail keterangannya. Perhatikan pula beberapa istilah yang digunakan, seperti Festivities untuk kategori film cerita panjang, Retrospective untuk sebuah program yang mengangkat karya-karya seorang sutradara yang piawai dalam menggarap film bergenre thriller, serta Specialties, khusus shorts film, animasi dan program film karya pemula.

Satu kategori lagi, yaitu Realities untuk kategori film dokumenter. Pilihan Europe on Screen kali ini antara lain sebuah film dokumenter tentang Putri Diana, garapan Sutradara Ed Perkins tahun 2022.

 

Putri Diana

Photo :
  • Europe on Screen

 

Bagi yang berdomisili di Jabodetabek, Anda bisa merapat ke Erasmus Huis, IFI, GoetheHaus, Instituto Italiano di Cultura, Austrian Embassy, SAE Indonesia, IKJ, dan Summarecon Mall Bekasi. Disarankan untuk menggunakan kendaraan umum mengingat keterbatasan area parkir.

Seluruh rangkaian acara festival terbuka untuk umum dan gratis. Anda cukup datang ke tempat pemutaran film sesuai jadwal film yang Anda pilih untuk mendapatkan tiket. Registrasi tiket akan dibuka 1 jam sebelum pemutaran film. Tiket hanya tersedia di tempat pemutaran. Penonton wajib mengisi formulir pendaftaran melalui kode QR untuk mendapatkan tiket. Pintu pertunjukan akan ditutup 10 menit setelah film dimulai atau apabila kapasitas sudah terpenuhi. Perhatikan pula kapasitas tempat duduk yang tersedia.

Bila hendak menonton dengan keluarga, Anda perlu memperhatikan rating usia masing-masing film dengan klasifikasi film berikut ini:

G          untuk General Audience | segala umur

13+      untuk Teenager | Remaja, yaitu untuk para remaja, 13 tahun ke atas

17+      Young Adult | Pra-dewasa, yaitu film untuk yang berusia 18 tahun ke atas

21+      Adult | Dewasa, yaitu film untuk yang berusia 21 tahun ke atas

 

First Snow of Summer, dengan judul asli Sterne unter der Stadt, didaulat sebagai film pembuka festival. Ini adalah sebuah film baru dari Austria garapan Sutradara Chris Raiber, yang mengisahkan sumpah yang tergoyahkan dari seorang Alexander untuk tidak jatuh cinta sejak usia 10 tahun karena pertemuannya dengan gadis jelita, Caro.

Sedangkan sebuah film komedi dari Belgia, bercerita tentang seksisme di suatu perusahaan kecil dengan bos yang misoginis atau orang yang membenci wanita. Garapan Sutradara Véronique Jadin yang bertajuk L’Employée du mois atau Employee of the month ini ditunjuk sebagai film penutup rangkaian festival.

Melalui lebih dari 140 pemutaran film, dengan berbagai bahasa, latar belakang, sudut pandang, maka jaga hati, buka mata, buka telinga, buka pikiran. Dan memang manusia diciptakan berbangsa-bangsa dan bersuku-suku untuk saling mengenal