INFO HAJI: Kementerian Agama Fokus pada Jemaah Haji Lansia di Makkah

Ketua PPIH Arab Saudi Subhan Cholid
Sumber :
  • https://kemenag.go.id/pers-rilis

Makkah WISATA - Pada penyelenggaraan ibadah haji tahun 1444 H/2023 M, jemaah haji Indonesia yang berusia 65 tahun ke atas sangat banyak. Jumlahnya mencapai 67.000 orang, yang merupakan sekitar 30% dari total kuota jemaah haji Indonesia tahun ini, yang mencapai 229.000 orang.

INFO HAJI 2024: Viral Foto Lansia Tanpa Identitas di Madinah, Bukan Jemaah Reguler dan Khusus, Lho?

Kementerian Agama telah menetapkan tagline "Haji Ramah Lansia" untuk penyelenggaraan tahun ini. Sejumlah upaya telah dilakukan untuk memberikan layanan optimal kepada seluruh jemaah haji, terutama mereka yang termasuk dalam kategori lansia.

Menurut definisi Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), lansia adalah orang yang berusia 60 tahun ke atas. Namun, Kementerian Agama menetapkan prioritas lansia tahun ini adalah jemaah dengan usia 65 tahun ke atas.

INFO HAJI 2024: Jemaah Haji Tertua dari Aceh Berumur 96 Tahun, Termuda 18 Tahun

"Sejak awal perencanaan, kami telah melibatkan ahli geriatri dari Universitas Indonesia untuk merumuskan konsep layanan, prosedur operasional, serta pemantauan dan pengawasan kesehatan jemaah haji lansia selama operasional," jelas Ketua Petugas Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi, Subhan Cholid di Makkah pada Jumat (16/6/2023).

Pedoman dari ahli geriatri juga dijadikan materi dalam proses manasik haji. Kementerian Agama telah menyusun buku pedoman Manasik Haji Ramah Lansia. Penguatan layanan ramah lansia ini telah disosialisasikan sejak di Tanah Air, terutama melalui proses manasik haji jemaah di Kantor Urusan Agama (KUA) Kecamatan dan Kantor Kemenag Kabupaten/Kota.

INFO HAJI 2024: Hari Senin Pagi Ini, Jemaah Haji Mulai Bergeser dari Madinah ke Makkah, Bismillah...

Proses manasik bagi jemaah haji yang berada di Pulau Jawa dilakukan delapan kali, sementara di luar Pulau Jawa dilakukan 10 kali. Upaya ini melibatkan Kankemenag Kabupaten/Kota dan KUA dalam memberikan pembekalan kepada jemaah.

Upaya ketiga yang dilakukan adalah menyiapkan sarana transportasi yang ramah lansia, terutama bus shalawat yang mengantar jemaah haji dari hotel ke Masjidil Haram, pergi-pulang. PPIH telah menyiapkan 450 armada bus shalawat yang dilengkapi dengan fasilitas yang mudah diakses dan ramah lansia.

Terdapat tiga terminal pemberhentian, yaitu Ajyad, Mahbas Jin, dan Syib Amir. PPIH dapat menyiapkan dan mengelola armada bus ramah lansia di terminal Mahbas Jin dan Syib Amir, sementara terminal Mahbas Jin dikelola oleh otoritas Arab Saudi dan berlaku untuk semua negara. Pelayanan bus ramah lansia juga disediakan pada rute terminal Ajyad (Misfalah) dan Syib Amir (Jarwal, Raudhah, dan Syisah).

"Semua rute di Syib Amir dan Ajyad sudah tersedia bus ramah lansia. Adapun rute terminal Mahbas Jin merupakan jalur internasional yang digunakan bersama-sama oleh jemaah dari berbagai negara," jelas Subhan.

Selain itu, sekitar 200 personel ditugaskan untuk memberikan layanan kepada jemaah di tiga terminal dan halte-halte terdekat hotel mereka.

Upaya keempat adalah menyediakan ruang tunggu khusus dan menempatkan jemaah lansia di hotel dengan skema penempatan yang baik. PPIH telah menyusun prosedur pelayanan di hotel jemaah, termasuk menyediakan lobby dan lift prioritas lansia. Informasi seputar lansia juga ditempatkan pada stiker-stiker yang tersebar di hotel jemaah.

Upaya kelima adalah mengurangi kegiatan seremonial di embarkasi agar jemaah tidak kelelahan. PPIH mengimbau agar seremonial yang bersifat tidak penting tidak dilakukan terlalu banyak dan terlalu lama. Jika ada seremonial, jemaah lansia tidak dilibatkan agar mereka dapat istirahat di kamar masing-masing.

Bimbingan teknis bagi petugas PPIH juga diberikan dengan penekanan pada semangat Haji Ramah Lansia. Bimbingan teknis tahun ini melibatkan penanaman nilai dan pelatihan praktis penanganan jemaah lansia dari berbagai aspek, termasuk kesehatan dan pelindungan.

PPIH juga menambah jumlah petugas yang disiapkan khusus untuk melayani jemaah lansia. Bidang Layanan Lansia ditambahkan dalam struktur PPIH, dan petugas pada sektor khusus Masjid Nabawi dan Masjidil Haram juga ditambah. Tim Penanganan Krisis dan Pertolongan Pertama pada Jemaah (PKP3JH) juga ditingkatkan.

Selain itu, jemaah lansia juga diberikan edukasi untuk tidak memaksakan diri dan diberikan pemahaman tentang kemudahan dalam ibadah haji. Hal ini dilakukan melalui bimbingan ibadah di hotel dan konten media sosial yang memberikan informasi dan edukasi kepada jemaah dan keluarganya.

Seluruh perhatian para konsultan dan petugas bimbingan ibadah saat puncak haji juga difokuskan pada pergerakan jemaah lansia. Skema pergerakan lansia dari hotel di Makkah ke Arafah, Muzdalifah, dan Mina sedang dibahas agar sesuai dengan syariah dan tidak memberatkan jemaah lansia.

Kepedulian antar jemaah juga menjadi kunci dalam mewujudkan haji ramah lansia. Para jemaah diharapkan memiliki kepedulian terhadap jemaah lansia, karena mereka yang bersinggungan langsung dalam kegiatan sehari-hari. Sinergi lintas pihak juga terjalin dalam penyediaan kursi roda, dengan bantuan dari pengurus Masjid Nabawi, Baznas, dan Bank Syariah Indonesia.

Dengan upaya-upaya tersebut, diharapkan ibadah haji bagi jemaah lansia dapat berjalan dengan lancar dan nyaman. Makkah (Kemenag)