HUT JAKARTA: Transformasi Angkutan Umum di Jakarta, Tempo Doeloe Hingga Kini. (Bagian 2 - Habis)

Moda transportasi massal MRT Jakarta
Sumber :
  • Instagram@MRT Jakarta

Jakarta, WISATA - Di usianya yang hampir 5 abad, kota Jakarta mengalami perkembangan yang sangat pesat. Kota Jakarta sebagai ibu kota negara, menjadi pusat tujuan banyak orang dari berbagai penjuru tanah air untuk mencari kerja.

FIBA World Cup 2023: Bus Gratis Transjakarta, Solusi Praktis untuk Menuju Indonesia Arena

Transportasi umum menjadi sangat dibutuhkan di kota Jakarta. Bicara soal transportasi umum, kini kota Jakarta memiliki sistem transportasi yang canggih dan terintegrasi. Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI dengan dukungan pemerintah pusat melalui Kementerian BUMN dan Kemenhub, tengah melakukan berbagai integrasi angkutan umum untuk memberi kemudahan mobilitas masyarakat DKI Jakarta dan sekitarnya.

Sekarang, DKI Jakarta memiliki beberapa moda  transportasi umum yang moderen dan canggih yang menghubungkan pusat kota dengan wilayah sekitarnya, seperti MRT (Mass Rapid Transit), LRT (Light Rail Transit), Commuter Line atau KRL dan TransJakarta .

PRESIDEN: LRT Jabodebek, Keamanan dan Keselamatan Harus Diutamakan

Di samping itu, untuk memberi kenyamanan bagi masyarakat pengguna transportasi umum, Pemprov DKI merenovasi sejumlah stasiun di Jakarta, halte transit TransJakarta dan fasilitas umumnya menjadi lebih moderen dan bersih.

Jika  menoleh ke masa lalu, masyarakat Jakarta pasti pernah merasakan beberapa moda transportasi dari yang sederhana hingga yang berteknologi.

HUT Jakarta: Konser Musik dan Pesta Kembang Api, Meriahkan Puncak HUT Jakarta ke-496 di Ancol.

Berikut transformasi 12 angkutan umum di DKI Jakarta dari masa ke masa:

7. Oplet, Mikrolet, Angkot.

Angkutan umum Oplet di Jakarta (paling kanan)

Photo :
  • Oleh Tropenmuseum, part of the National Museum of World Cultures, CC BY-SA 3.0, https://commons.wikimedia.org/w/index.php?curid=8572490

Oplet adalah sebutan untuk minibus atau bus kecil yang berbasis mobil Moris Minor 1000 Traveler buatan Inggris. Mobil ini menjadi angkutan umum di ibu kota Jakarta untuk kategori bus kecil dari tahun 1950 hingga 1980-an.  Dengan kehadiran mobil-mobil Jepang di tahun 1980, Oplet makin tersingkir. Terlebih dengan adanya kebijakan peremajaan bus kecil  dari Pemprov Jakarta, Morris Minor diganti dengan Toyota Kijang. Pada saat inilah muncul istilah Mikrolet untuk membedakannya dari Oplet.

Seiring perjalanan waktu,  bus kecil Toyota Kijang atau Mikrolet  mengalami peremajaan, diganti dengan jenis kendaraan yang baru yaitu Suzuki Carry dan Daihatsu Grand Max, dua jenis kendaraan inilah yang kemudian dikenal masyarakat dengan sebutan Angkot. Pada dasarnya tidak ada perbedaan diantara ketiganya karena sesuai yang tertera dalam UUNo. 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan, ketiganya masuk kategori bus kecil.

8. Bus Tingkat

Bus Tingkat Pariwisata DKI Jakarta

Photo :
  • Oleh © VulcanSphere / Wikimedia Commons / CC BY 4.0, CC BY 4.0, https://commons.wikimedia.org/w/index.php?curid=75614195

Bus tingkat pertama yang hadir di Jakarta tahun 1968 adalah Leyland Titan di buat oleh pabrikan Leyland dari Inggris. Bus tingkat ini dikelola oleh Perusahaan Pengangkutan Djakarta (PPD) yang melayani trayek  Blok M - Salemba - Pasar Senen dari tahun 1968 - 1982. Tahun 1982, Leyland Titan diganti dengan Leyland Atlantean. Leyland Atlantean juga di kirim langsung dari Inggris dan sebagian unit merupakan hibah bekas pakai dari Singapura. Bus Leyland Atlantean menjadi standar Eropa pada masanya karena sudah mengadopsi teknologi power steering dan pintu otomatis yang dikendalikan oleh pengemudi. Bus ini bisa menampung 106 penumpang dalam sekali jalan. Jumlah keseluruhannya mencapai 108 unit. Selain bus tingkat Leyland, ada juga Volvo yang didatangkan juga dari Inggris tahun 1981. Bus ini mampu menampung 108 penumpang sekali jalan. Rute yang di lalui adalah Blok M - Kota, pasar Senen - Blok M, Cililitan - Kalideres. Pada pertengahan 1990, operasional bus tingkat dihentikan karena kondisinya sudah tua tidak lagi kondusif dengan kondisi jalanan di Jakarta sekarang. Namun tidak perlu kecewa, warga Jakarta yang ingin kembali merasakan sensasi naik bus tingkat, bisa mencoba bus tingkat pariwisata yang disediakan gratis oleh Pemprov DKI dengan rute perjalanan mengelilingi tempat- tempat wisata seperti Monas, Balaikota dan objek wisata lainnya.

9. Bus TransJakarta 

Bus TransJakarta

Photo :
  • Instagram@MRT Jakarta

TransJakarta resmi menjadi bus angkutan umum sejak tahun 2004. Kehadiran bus TransJakarta ini menjadi solusi dan mengubah wajah transportasi umum di ibu kota. Tercatat sampai tahun 2020, TransJakarta sudah mengoperasionalkan 4079 bus. Adapun, sebanyak 3203 bus milik operator dan sebanyak 876 bus merupakan swakelola. TransJakarta memiliki 13 koridor yang beroperasi hingga saat ini dengan jumlah halte sebanyak 200 halte. Tarif TransJakarta relatif murah yakni Rp 3.500 hingga sekarang ini. Sejak tahun 2013, sistem pembayaran tiket di halte TransJAkarta memakai kartu elektronik di semua koridor.

TransJakarta terus meningkatkan pelayanannya kepada publik, pada tahun 2016 TransJakarta meluncurkan bus TransJakarta khusus wanita dengan warna pink. TransJakarta juga membuka lowongan untuk pengemudi wanita, masih banyak lagi perbaikan yang dilakukan transJakarta untuk memberi kenyamanan para penumpangnya.

10. KRL (Kereta Rel Lisrik) Commuter Line.

Moda transportasi massal KRL Jakarta

Photo :
  • Instagram@masinis_krl

Kereta listrik di Jakarta sudah ada sejak tahun 1925 saat masih menjadi Batavia di masa kolonial Belanda. Pertama kali digunakan untuk menghubungkan Batavia dengan Jatinegara atau Meester Cornelis. Sempat tidak difungsikan sejak tahun 1960, namun sejak tahun 1976, KRL kembali digunakan sebagai moda transportasi massal hingga sekarang yang menghubungkan Jakarta dengan wilayah sekitarnya.

11. Moda Raya Terpadu Jakarta atau Mass Rapid Transit (MRT)

MRT Jakarta

Photo :
  • Oleh Alvin Imanuel - Karya sendiri, CC BY-SA 4.0, https://commons.wikimedia.org/w/index.php?curid=98465232

MRT Jakarta adalah sistem transportasi rel angkutan cepat di Jakarta. Moda transportasi ini resmi beroperasi sejak bulan Maret 2019 di Jakarta. MRT Jakarta dikelola oleh PT. MRT Jakarta (perseroda), badan usaha milik daerah Jakarta. Kehadiranya diharapkan menjadi solusi mengurangi kemacetan lalu lintas di DKI Jakarta. Namun memindahkan budaya masyarakat dari kebiasaan naik mobil pribadi ke moda transportasi umum, bukan perkara yang mudah dan cepat terlaksana. Butuh proses yang tidak sebentar. MRT Jakarta menargetkan 65.000 hingga 130.00 orang bisa terangkut setiap harinya.

12. Lintas Raya Terpadu Jakarta atau Light Rail Transit (LRT)

Moda transportasi massal LRT Jakarta

Photo :
  • Instagram@LRT Jakarta

LRT Jakarta adalah sistem lintas rel terpadu yang beroperasi di Jakarta dan juga menghubungkan Jakarta dengan wilayah sekitarnya. Moda transportasi rel ini kini sudah beroperasi dan memiliki jalur sepanjang 5,8 km. Pembangunan sistem LRT dimulai pada bulan Juni 2016 dan beroperasi penuh tanggal 1 Desember 2019. Jalur LRT yang ada sekarang menghubungkan stasiun Pegangsaan Dua di wilayah Kelapa Gading dengan stasiun velodrome di Pulo Gadung. Jalur LRT ini melayani 6 stasiun dan stasiun Pegangsaan menjadi terminus sekaligus depo penyimpanan rangkaian LRT.

Selain ini, akan ada LRT Jabodebek yang akan beroperasi bulan Juli 2023. Jalur LRT ini melayani 3 stasiun yakni: lintas pelayanan rute Cawang - Cibubur sepanjang 14,8 km, lintas pelayanan Cawang - Dukuh Atas sepanjang 11 km dan lintas pelayanan Cawang - Bekasi Timur sepanjang 18,4 km. LRT Jakarta operasionalnya dikelola oleh PT LRT Jakarta yang merupakan anak usaha dari PT. Jakarta Propertindo sebuah badan usaha milik daerah DKI Jakarta.

Itulah beberapa moda transportasi yang pernah ada di Jakarta dan yang masih beroperasional di Jakarta. Sekarang transportasi umum di Jakarta tampil dengan lebih moderen, terintegrasi dengan tempat lain dan memberi kenyamanan bagi penggunanya