Mengenal Echidna Mamalia Berduri yang Telah Dianggap Punah, dan Ditemukan Kembali di Indonesia

Echidna
Sumber :
  • IG/theentrancetravel

WISATA – Echidna adalah salah satu mamalia paling unik di dunia. Hewan ini memiliki duri seperti landak, moncong seperti trenggiling, dan kaki seperti tahi lalat. Echidna juga termasuk dalam kelompok mamalia yang bertelur, yang hanya ada lima spesies di dunia. Salah satu spesies echidna yang paling langka adalah echidna berparuh panjang Attenborough (Zaglossus attenboroughi), yang dinamai menurut nama naturalis terkenal Sir David Attenborough.

Mengenal Lebih Dalam Kopi Luwak, Kopi Termahal yang Diproses dengan Cara Unik

Echidna berparuh panjang Attenborough adalah endemik dari Pegunungan Cyclops di Papua, Indonesia. Hewan ini pertama kali ditemukan oleh ahli botani Belanda Pieter van Royen pada tahun 1961, dan sejak itu tidak pernah terlihat lagi. Banyak orang yang mengira bahwa spesies ini sudah punah karena hilangnya habitat, perburuan, dan perubahan iklim. Namun, pada tahun 2023, sebuah tim ilmuwan dari Universitas Oxford berhasil menemukan kembali spesies ini dengan bantuan kamera jebakan dan warga setempat.

Echidna

Photo :
  • IG/mint_taxidermy
Metode Socratic: Seni Bertanya yang Mengubah Wajah Pendidikan dan Filsafat Modern

Tim ilmuwan yang dipimpin oleh Dr. James Kempton melakukan ekspedisi selama empat minggu di Pegunungan Cyclops, yang merupakan salah satu kawasan hutan hujan tropis terbesar dan terjaga di dunia. Mereka bekerja sama dengan kelompok konservasi Indonesia YAPPENDA dan desa Yongsu Sapari, yang tinggal di kaki pegunungan. Mereka menempatkan lebih dari 80 kamera jarak jauh di berbagai lokasi untuk merekam kehidupan liar di hutan. Pada hari terakhir ekspedisi, mereka mendapatkan kejutan yang luar biasa ketika melihat gambar echidna berparuh panjang Attenborough di salah satu kartu memori.

Echidna berparuh panjang Attenborough adalah hewan yang sangat pemalu dan sulit dideteksi. Hewan ini aktif pada malam hari dan menghabiskan sebagian besar waktu di dalam liang atau di bawah tumpukan daun. Hewan ini juga memiliki metabolisme yang sangat rendah, yang membuatnya tidak mudah terdeteksi oleh sensor panas. Hewan ini memakan semut, rayap, dan cacing tanah dengan menggunakan moncongnya yang panjang dan lidahnya yang lengket. Hewan ini juga memiliki kemampuan elektroresepsi, yaitu kemampuan untuk mendeteksi medan listrik yang dihasilkan oleh mangsanya.

Manusia Terkaya Jensen Huang Makan Gultik: Promosi Kuliner Indonesia di Kancah Global

Penemuan kembali spesies ini adalah kabar baik bagi dunia konservasi, karena menunjukkan bahwa masih ada harapan untuk menyelamatkan spesies yang terancam punah. Spesies ini dikategorikan sebagai sangat terancam punah dalam daftar merah IUCN, dan diperkirakan hanya ada sekitar 100 individu yang tersisa di alam liar. Tim ilmuwan berharap bahwa penemuan ini dapat meningkatkan kesadaran dan dukungan untuk melindungi hutan Pegunungan Cyclops, yang merupakan rumah bagi berbagai spesies langka dan endemik lainnya.

Halaman Selanjutnya
img_title