INFO HAJI: Hati-Hati, Jemaah Haji Indonesia Dirampok
- Christiyanto
WISATA, Makkah –Kejahatan bisa terjadi di manapun, kapanpun dan kepada siapapun, termasuk di Kota Makkah yang merupakan Tanah Suci, di mana ada Ka’bah di Masjidil Haram, yang menjadi kiblat umat Islam seluruh dunia. Tak terkecuali pada musim haji kali ini, ketika jutaan jemaah haji dari berbagai penjuru dunia datang ke kota kelahiran Nabi Muhammad Saw ini.
Seperti yang terjadi pada salah satu jemaah Indonesia bernama A-S. Ia menjadi korban kejahatan saat akan pulang menuju ke hotel dari ibadah di Masjidil Haram, Makkah.
Modus yang dilakukan pelaku adalah dengan menawarkan bantuan atau tumpangan untuk diantarkan ke hotel. Namun setelah itu, kejahatan pun dilakukan oleh pelaku kepada A-S.
Peristiwa ini terjadi pada 6 Juni 2023 lalu, saat AS keluar dari Masjidil Haram dan mengikuti rombongan yang bukan kelompoknya. Menjelang sampai bus, A-S baru sadar jika rombongan yang diikutinya, ternyata bukan dari kelompoknya. Saat dalam kondisi bingung itulah, seseorang menawarkan tumpangan dengan pura-pura akan diantarkan ke hotel.
Di tempat yang tidak diketahui, orang yang tadinya menawarkan pertolongan tersebut, memaksa A-S menyerahkan tas pinggang miliknya. Di dalam tas tersebut berisi handphone, uang Rp 6,6 juta, STNK, KTP, dan uang 1,250 Riyal. Untung saja, korban tidak sampai dilukai dan dibiarkan pergi.
Terkait dengan kejadian ini, Kepala Bidang Perlindungan Jemaah Petugas Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH), Harun Ar Rasyid mengatakan, pihaknya sudah mengidentifikasi modus pelaku kejahatan. Hasil identifikasi itu dijadikan bahan sosialisasi kepada Jemaah, baik sebelum berangkat maupun ketika tiba di tanah suci.
“Petugas sudah menyosialisasikan apa saja yang harus dihindari,” katanya kepada awak Media Center Haji, Kamis (8/06/2023) malam Waktu Arab Saudi (WAS). Dia menjelaskan, salah satu modus operandi pelaku kejahatan adalah mengincar jemaah yang lepas dari rombongan, lansia, dan seperti tidak tahu arah jalan pulang. Pelaku kemudian mendekat untuk pura-pura menolong dengan mengantar pulang.
“Kemudian melakukan perbuatan yang tidak semestinya,” jelasnya. Harun mengatakan, untuk menghindari hal seperti itu, jemaah sudah diwanti-wanti sejak awal, agar berangkat dan pulang dari Masjidil Haram menggunakan bus shalawat. ”Hindari menggunakan taksi atau mobil sewa. Kecuali jika mendesak,” imbuh Harun.
Selain itu, ketua rombongan dan jemaah lain agar lebih peduli terhadap jemaah lansia ketika pergi ke Masjidil Haram, sehingga tidak sampai terpisah dari rombongan. “Jangan dibiarkan jemaah lansia sendirian. Khawatir dimanfaatkan oleh yang ingin mengambil keuntungan,” pinta Harun.
Jemaah juga diminta untuk tidak membawa barang berharga ketika bepergian ke Masjidil Haram, membawa uang seperlunya dan tetap mengenakan gelang untuk memudahkan identifikasi jika terpisah dari rombongan.
(Sumber: www.nu.or.id)