Ketua KOPITU Kritik Penyelenggaraan Trade Expo Indonesia (TEI), Minim Output dan Tidak Tepat Sasaran

Ilustrasi Pentahelix
Sumber :
  • Handoko

Kedua, Asosiasi Pengusaha dan Asosiasi UMKM harus berperan sebagai mitra yang kuat dalam membantu UMKM meningkatkan kualitas produk dan jasa mereka. Mereka juga dapat menjadi wadah bagi kolaborasi antara UMKM.

Target Pertumbuhan Ekonomi 8% di Tahun 2028-2029, Realistiskah?

Ketiga, Bank Himbara memiliki peran penting dalam memberikan akses permodalan yang mudah dan terjangkau bagi UMKM. Ketersediaan modal menjadi kunci untuk meningkatkan kualitas produk dan ekspansi pasar.

Keempat, KBRI, Asosiasi Perdagangan, ITPC, dan Trading House dapat membantu membuka akses ke pasar internasional dan membantu UMKM menjalin hubungan bisnis yang lebih kuat di luar negeri.

Belajar dari Korea Selatan dan Jepang: Bagaimana Budaya Bisa Menjadi Alat Penetrasi Pasar Global

Kelima, UMKM sendiri harus aktif dalam berinovasi dan meningkatkan kualitas produk dan layanan mereka. Mereka juga perlu lebih proaktif dalam mencari peluang pasar ekspor.

Kritik tajam yang dilontarkan oleh Yoyok Pitoyo terhadap penyelenggaraan TEI adalah panggilan keras untuk pemerintah agar tidak lagi mengabaikan keberlanjutan UMKM Indonesia di pasar ekspor. Saat ini, UMKM Indonesia sedang berjuang untuk bertahan di tengah serangkaian tantangan serius.

Prabowo-Gibran, Lakukan Ini agar Program Makan Siang Gratis Bikin Cuan pada UMKM dan Rakyat Kecil

Pemerintah perlu segera bertindak dan mengubah pendekatan mereka terhadap promosi dan dukungan UMKM. Melibatkan lima lembaga/institusi dalam "Pentahelix Kesuksesan Ekspor UMKM Indonesia" adalah langkah positif yang dapat membantu UMKM mengatasi kendala-kendala yang mereka hadapi.

Keberhasilan UMKM Indonesia di pasar ekspor bukan hanya penting bagi bisnis UMKM itu sendiri, tetapi juga bagi perekonomian nasional secara keseluruhan. Saatnya bagi pemerintah dan semua pihak terkait untuk bergerak bersama-sama demi mendukung dan memajukan UMKM Indonesia.