Kisah Para Sufi: Ruzbihan Baqli, Sufi yang Menulis dengan Air Mata dan Cinta Mendalam
- Image Creator Grok/Handoko
Dhiya al-Lami’: Buku Puitis yang Melelehkan Hati
Salah satu karya terkenalnya adalah Dhiya al-Lami’ (Cahaya yang Bersinar), yang merupakan otobiografi spiritual sekaligus catatan pengalaman mistiknya. Dalam buku ini, Ruzbihan tidak ragu menceritakan penglihatannya tentang kehadiran Tuhan, dialog ruhani dengan para nabi dan wali, hingga pengalaman-pengalaman ekstatis yang tak terlukiskan.
Meskipun pengalaman tersebut sulit dijelaskan dengan kata-kata, Ruzbihan berhasil menggambarkannya dengan keindahan puisi, seolah ia sedang melukis langit malam dengan tinta keemasan cinta Ilahi.
Kitab lainnya yang terkenal adalah Sharh Shathiyyat, sebuah penjelasan mendalam terhadap ungkapan-ungkapan spiritual para sufi besar sebelumnya, termasuk al-Hallaj dan Bayazid Bistami. Ruzbihan tidak sekadar menjelaskan, tetapi menghidupkan kembali makna-makna cinta dan ekstase yang tertuang dalam kalimat-kalimat suci itu.
Melampaui Simbol: Menemukan Tuhan dalam Segalanya
Ruzbihan juga dikenal karena kemampuannya melihat kehadiran Tuhan dalam segala hal. Baginya, langit bukan sekadar atap bumi, melainkan tirai yang menyembunyikan keindahan Tuhan. Bunga bukan hanya tumbuhan, tapi lambang kasih sayang-Nya. Matahari bukan hanya sumber cahaya, tapi juga perumpamaan tentang bagaimana cinta sejati harus terus bersinar meski membakar diri sendiri.
Dalam syair-syairnya, ia sering menggunakan metafora seperti angin, mawar, air, atau burung untuk menggambarkan kerinduan dan perjalanan spiritual. Setiap unsur alam adalah simbol dari kehadiran Ilahi. Ia menulis: