Harga Kelapa Parut Melonjak 100%: Ibu-ibu Resah Tidak Bisa Masak Sayur Lodeh!
- IG/bhumi_rasa
Jakarta, WISATA – Kelapa adalah salah satu komoditas penting di Indonesia yang memiliki banyak manfaat, baik dalam bentuk buah utuh maupun olahan seperti kelapa parut. Kelapa parut sering digunakan dalam berbagai hidangan tradisional, seperti rendang, kue-kue, dan santan untuk sayur lodeh dan masakan sehari-hari lainnya.
Selain memberikan cita rasa gurih, kelapa parut juga kaya akan lemak sehat, serat, dan antioksidan, yang bermanfaat bagi kesehatan tubuh. Namun, saat ini, harga kelapa parut mengalami lonjakan drastis hingga 100%, menyebabkan keresahan di kalangan pedagang dan konsumen.
Menurut laporan dari berbagai sumber, beberapa faktor utama yang menyebabkan kenaikan harga kelapa parut adalah:
1. Kelangkaan Pasokan Kelapa: Pasokan kelapa di pasar tradisional mengalami penurunan signifikan. Pedagang yang biasanya menerima 300 butir kelapa per hari, kini hanya mendapatkan 50-80 butir. Hal ini menyebabkan harga kelapa parut melonjak karena keterbatasan stok.
2. Prioritas Ekspor Kelapa: Banyak pemasok kelapa lebih memilih mengekspor kelapa ke luar negeri karena harga jual ekspor lebih tinggi dibandingkan harga dalam negeri. Akibatnya, pasokan kelapa untuk kebutuhan domestik berkurang drastis.
3. Momen Ramadan dan Lebaran: Kenaikan harga juga dipengaruhi oleh meningkatnya permintaan selama bulan Ramadan dan menjelang Lebaran. Harga kelapa parut yang sebelumnya Rp 8.000 per butir, kini mencapai Rp 17.000-20.000 per butir.
4. Dampak Cuaca dan Produksi: Produksi kelapa dalam negeri mengalami penurunan akibat cuaca yang kurang mendukung. Menteri Pertanian menyebutkan bahwa pemerintah berupaya mempercepat proses tanam untuk meningkatkan produksi kelapa.
Kenaikan harga kelapa parut terjadi di berbagai wilayah Indonesia, terutama di daerah dengan konsumsi kelapa tinggi. Beberapa daerah yang terdampak antara lain:
- Semarang, Jawa Tengah – Harga kelapa parut naik hingga Rp 20.000 per butir.
- Jakarta – Di Pasar Senen, harga kelapa parut mencapai Rp 17.000-20.000 per butir.
- Purwodadi, Grobogan – Pedagang mengeluhkan harga kelapa yang masih tinggi pasca-Lebaran.
- Palembang – Pemasok kelapa lebih memilih ekspor, menyebabkan kelangkaan stok di pasar lokal.
Lonjakan harga kelapa parut hingga 100% disebabkan oleh kombinasi faktor kelangkaan pasokan, prioritas ekspor, meningkatnya permintaan selama Ramadan, serta kondisi cuaca yang mempengaruhi produksi kelapa. Pemerintah dan pelaku usaha perlu mencari solusi agar pasokan kelapa tetap stabil dan harga kembali normal.
Sumber: industri.kontan.co.id dan berbagai sumber