OKU, Sumsel: Macan Dahan Berada di Permukiman, Ini Penyebab dan Upaya Konservasi-nya
- IG/bksda sumatera selatan
OKU Sumsel, WISATA – Seekor macan dahan ditemukan di permukiman warga di Desa Batu Kuning, Kecamatan Baturaja Barat, Kabupaten Ogan Komering Ulu (OKU), Sumatera Selatan, pada akhir bulan Maret 2025 lalu. Warga menemukan satwa tersebut bersembunyi di gudang dan segera melaporkannya ke pihak berwenang. Tim Wildlife Rescue Unit (WRU) BKSDA Sumsel melakukan evakuasi dini hari berikutnya.
Menurut Andre, Humas BKSDA Sumsel, macan dahan tersebut dalam kondisi sehat dan memiliki sifat liar yang baik. Satwa itu kemudian dilepasliarkan di Suaka Margasatwa (SM) Gunung Raya, Kabupaten OKU Selatan. Kejadian ini merupakan pertama kalinya dalam catatan BKSDA Sumsel. Diduga, penyebabnya adalah hilangnya sumber makanan, kerusakan habitat, atau perubahan cuaca. Dan habitatnya diperkirakan berada di SM Gunung Raya dan sekitaran Taman Nasional Bukit Barisan Selatan TNBBS.
SM Gunung Raya merupakan kawasan konservasi sejak 1978 dengan luas berubah-ubah akibat revisi regulasi. Saat ini, sesuai dengan Keputusan Menteri Kehutanan Nomor SK.3050/Menhut-VII/KUM/2014 Tanggal 23 April 2014, luasnya mencapai 44.996,11 hektar. Namun, data terbaru menunjukkan 70% kawasan tersebut telah berubah menjadi perkebunan kopi (Suci et al., 2019). BKSDA berencana meningkatkan sosialisasi dan upaya konservasi untuk mencegah konflik serupa.
Sumatera menjadi rumah bagi enam spesies kucing liar dilindungi, yakni kucing hutan [Prionailurus bengalensis], macan dahan sunda [Neofelis diardi diardi], kucing marmer [Pardofelis marmorata], kucing emas asia [Pardofelis temminckii], kucing kepala datar [Prionailurus planiceps], dan harimau sumatera [Panthera tigris sumatrae].
Macan dahan Sumatera (Neofelis diardi diardi) berstatus Vulnerable (Rentan) dan termasuk salah satu spesies kucing liar dilindungi di Sumatera. Penelitian Haidir et al. (2021) memperkirakan kepadatan populasi macan dahan hanya 0,8–2,4 individu per 100 km². Para ahli mendorong pemerintah menjadikannya spesies prioritas untuk konservasi lebih serius.
Secara global, macan dahan terbagi dua jenis: Neofelis nebulosa (Asia daratan) dan Neofelis diardi (Indonesia). Di Indonesia, terdapat dua subspesies, yaitu macan dahan Sumatera dan Kalimantan (Neofelis diardi diardi dan Neofelis nebulosa diardi). Penelitian Andreas Wilting, Per Christiansen, Andrew C. Kitchener, Yvonne J.M. Kemp, Laurentius Ambu, dan Jörns Fickel yang dipublikasi pada Februari 2011, mengungkapkan perbedaan morfologi keduanya, diduga akibat pemisahan geografis sejak satu juta tahun lalu.
Kejadian ini mengingatkan pentingnya perlindungan habitat dan mitigasi konflik manusia-satwa liar, terutama di tengah ancaman deforestasi dan perubahan iklim.