Geger! Pekerja IT Korea Utara Tipu Perusahaan AS, FBI Bongkar Skema Licik

Ilustrasi Hacker Korea Utara
Sumber :
  • Image Creator/Handoko

Uang Ratusan Ribu Dolar Mengalir ke Korea Utara

Ribuan Karyawan Microsoft di-PHK meski Laba Naik Tajam: Tanda Bahaya dari Revolusi AI?

Dakwaan menyebut bahwa perusahaan-perusahaan yang tertipu telah membayar sekitar $866.255 atau setara dengan Rp13,5 miliar kepada para pekerja palsu ini. Sebagian besar dana ini dicuci melalui rekening bank di China sebelum akhirnya masuk ke Korea Utara.

Tindakan ini tentu saja bukan sekadar pencurian identitas atau penipuan kerja biasa. Menurut Devin DeBacker, pejabat di Divisi Keamanan Nasional DOJ, uang yang didapatkan dari skema ini berpotensi digunakan untuk mendanai program senjata Korea Utara.

Beckham Putra Dipanggil Timnas Indonesia untuk Kualifikasi Piala Dunia 2026: Simbol Regenerasi dan Harapan Baru

"Departemen Kehakiman tetap berkomitmen untuk mengganggu skema penghindaran sanksi yang dilakukan Korea Utara, yang berusaha menipu perusahaan AS agar tanpa sadar mendanai prioritas rezim Pyongyang, termasuk program senjata mereka," kata DeBacker dalam sebuah pernyataan resmi.

FBI Peringatkan Ancaman Serupa

PBVSI Ungkap Alasan Megawati Hangestri Absen di AVC Nations Cup 2025, Diduga Karena Akan Menikah

Bersamaan dengan pengumuman dakwaan ini, FBI juga merilis peringatan kepada perusahaan-perusahaan AS. Mereka menegaskan bahwa pekerja TI Korea Utara semakin aktif dalam aktivitas ilegal, termasuk pemerasan data dan penyusupan ke jaringan internal perusahaan.

Badan tersebut menyebut bahwa para pekerja TI ini menggunakan akses ilegal mereka untuk mencuri data sensitif, membantu aksi kejahatan siber, dan bahkan menggunakan perusahaan tempat mereka bekerja sebagai sumber pendapatan bagi rezim Korea Utara.

Halaman Selanjutnya
img_title