Presfektif Implementasi AI untuk Mewujudkan Visi Asta Cita, Wawancara Eksklusif dengan Dr. Adhiguna Mahendra
- Handoko/Istimewa
2. Pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM)
Teknologi AI membutuhkan tenaga kerja yang memiliki keahlian khusus. Oleh karena itu, program pelatihan dan pendidikan di bidang AI harus menjadi prioritas. “Kita memerlukan SDM yang tidak hanya memahami teknologi, tetapi juga mampu mengembangkan dan mengelolanya dengan baik,” jelas Dr. Adhiguna.
Ia menekankan pentingnya kolaborasi antara pemerintah, akademisi, dan sektor swasta untuk menciptakan kurikulum berbasis AI di tingkat sekolah menengah hingga perguruan tinggi. Selain itu, pelatihan bagi pekerja profesional juga perlu dilakukan untuk mempercepat penguasaan teknologi ini di dunia kerja.
3. Membangun Ekosistem Kolaboratif
Kolaborasi lintas sektor menjadi kunci keberhasilan implementasi AI. Pemerintah, industri, dan akademisi harus bekerja bersama untuk merumuskan kebijakan, mengembangkan teknologi, dan memastikan penerapannya berjalan dengan baik. “Kerja sama ini tidak hanya mempercepat transformasi digital tetapi juga menciptakan ekosistem AI yang sehat dan berkelanjutan,” tambahnya.
Tantangan dalam Implementasi AI di Indonesia
Meskipun potensinya besar, implementasi AI di Indonesia menghadapi sejumlah tantangan yang tidak bisa diabaikan.
Kesenjangan Digital
Salah satu tantangan terbesar adalah kesenjangan digital. Menurut laporan Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII), lebih dari 30 juta orang di Indonesia masih belum memiliki akses internet. Hal ini menjadi hambatan utama dalam memastikan bahwa manfaat teknologi AI dapat dirasakan oleh seluruh masyarakat.
“Jika kita ingin teknologi ini inklusif, pemerintah harus mempercepat pembangunan infrastruktur digital, khususnya di wilayah 3T,” ujar Dr. Adhiguna.