WOLBACHIA: Penerapan Nyamuk Berwolbachia di Jakbar, Baru Tahap Penggantian Telur
- infopublik.id
Jakarta, WISATA – Penerapan program penanggulangan demam berdarah dengue (DBD) dengan nyamuk aedes aegypti yang mengandung bakteri wolbachia di Jakarta Barat (Jakbar) masih berfokus pada penggantian telur setiap dua pekan.
"Implementasinya di Jakarta Barat, khususnya Kelurahan Kembangan Utara, sedang dalam proses penggantian telur setiap dua minggu sekali sejak 'release' (dilepas) telur pertama dilakukan," ujar Plt Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan DKI Jakarta, Maryati Kasiman, Minggu (24/22/2024).
Maryati menyatakan, pendistribusian ember berisi telur nyamuk berwolbachia beserta pakan ke rumah-rumah para orang tua asuh (OTA) nyamuk, dimulai sejak 8 Oktober 2024.
Sementara peluncuran resmi program, diadakan pada 4 Oktober 2024.
Setiap dua minggu, Dinas Kesehatan melakukan proses layanan ember meliputi pengisian ulang air, telur nyamuk dan pakan, untuk memastikan program berjalan optimal dan sesuai dengan harapan.
Kecamatan Kembangan, Jakbar dipilih sebagai lokasi pertama pelepasan nyamuk berwolbachia di Jakarta, karena memiliki angka kasus DBD tertinggi pada tahun 2023 dengan tingkat insiden (incidence rate/IR yakni jumlah kasus DBD dibagi jumlah penduduk dalam waktu yang sama, dikalikan 100.000 penduduk) sebesar 54,1 per 100.000 penduduk.
Menurut Maryati, setelah penggantian telur ke-tiga kali, akan dilakukan monitoring pertama oleh Balai Besar Laboratorium Kesehatan Masyarakat (BBLKM) Jakarta.
"Ini untuk mengetahui persentase nyamuk aedes berwolbachia yang sudah ada di alam," ungkapnya.
Merujuk Kementerian Kesehatan, bakteri wolbachia dapat melumpuhkan virus dengue dalam tubuh nyamuk aedes aegypti sehingga membuka potensi baru dalam pengendalian DBD.
Implementasi nyamuk aedes aegypti berwolbachia di satu wilayah dikatakan berhasil, bila populasi nyamuk itu mencapai 60 persen dibandingkan populasi nyamuk lainnya.
Data kasus DBD hingga 18 November 2024 secara kumulatif, mencapai 12.686 kasus dengan IR yakni 111,77/100.000 penduduk.
Sementara jumlah kasus DBD pada bulan Oktober sebanyak 264 kasus, puncak kasus tahun 2024 terjadi pada bulan April dengan 3.165 kasus.
Dinas Kesehatan berharap, warga dapat bersama-sama mengupayakan pencegahan DBD dengan melakukan pemberantasan sarang nyamuk (PSN) 3M Plus, termasuk di musim hujan saat ini.
Kegiatan 3M Plus ini, adalah menguras tempat penampungan air, menutup tempat-tempat penampungan air, mendaur ulang berbagai barang yang memiliki potensi untuk dijadikan tempat berkembang biak nyamuk aedes aegypti.
Kemudian, perlu juga dilakukan poin tambahan, seperti menanam tanaman yang dapat menangkal nyamuk, memelihara ikan pemakan jentik nyamuk, memberikan larvasida pada penampungan air yang susah untuk dikuras serta memperbaiki saluran dan talang air yang tidak lancar.
(Sumber: antaranews.com)