INFO HAJI: Kesaksian Jemaah Haji di Bandara Jedah yang Penuh Drama, Mengapa Harus Delay…. (Bagian 1)
- Ita Sri Laksita
Plastik hitam itu digunting pinggirannya agar lebar. Jadilah tikar darurat. Di sinilah kami duduk, makan dan ngobrol ringan dan membongkar tas.
Saya dan istri dan hampir semua jemaah sibuk membongkar tas tentengan yang berisi makanan dan air zamzam. Ada yang bisa kami selamatkan, namun ada juga yang terpaksa kami tinggalkan.
Makanan-makanan yang tadinya dipersiapkan untuk di pesawat, terpaksa kami tanggalkan di bandara. Informasi dari petugas kloter: hanya koper besar, koper kabin dan tas paspor yang bisa dibawa ke pesawat. Lain itu, tidak boleh.
Selain itu, tidak boleh ada air zamzam di koper, kalau tidak mau dibongkar. Terkesan tegas dan serius.
Ketegasan dan keseriusan itu ditambah lagi dengan peringatan-peringatan pelarangan memasukkan air zamzam di koper yang ditempel di dinding-dinding lobi hotel.
Video-video pembongkaran koper yang berisi air zamzam yang beredar di group WA, katanya dari kloter awal, membuat hati kami, para jemaah haji kloter berikutnya, ciut. Tidak berani memasukkan air zamzam ke koper besar, koper kecil (kabin) atau membawa tas tentengan.
Namun ada juga jemaah haji yang nekat. Ia tetap memasukkan air zamzam di koper besar. Saya tidak tahu bagaimana nasibnya.