INFO HAJI: Pengalaman Masuk Raudhah Melalui Skema Tasrih

Penulis sedang Berada di Masjid Nabawi, Madinah, 1 Juni 2023
Sumber :
  • Maman Abdurahman

Wisata – Salah satu cara masuk Raudhah di Masjid Nabawi, Madinah adalah melalui skema tasrih atau surat izin bagi kelompok jemaah haji secara kolektif.

INFO HAJI 2024: Info Terbaru, 46 Kloter Jemaah Haji Gelombang I Pulang dari Madinah

Untuk pribadi atau perseorangan bisa melalui aplikasi Nusuk. Jemaah Haji mendownload dan mendaftarnya terlebih dahulu.

Baik, pada kesempatan kali ini, saya ingin berbagi pengalaman masuk Raudhah bersama Kloter JKG 06 pada 29 Mei 2023.

INFO HAJI 2024: Simak, Ini 22 Rute Bus Salawat Menuju Masjidil Haram

Pada hari sebelum ke Raudhah, Ketua Rombongan (Karom) memberitahu daftar nama-nama yang akan mengunjungi Raudhah.

"Silahkan dicek nama-nama yg akan ke Raudhah dengan skema tasrih”, kata ketua rombongan di grup WA Jemaah Haji.

INFO HAJI 2024: Kisah Jemaah Embakasi Banjarmasin yang Lupa Jalan Pulang ke Hotel, Sampai Nangis...

Saya pun mengeceknya. Alhamdulillah nama saya ada.

Rombongan dibagi dua: laki-laki satu grup,  jemaah perempuan satu grup. Jadwalnya berbeda. Perempuan pagi, sementara jemaah laki-laki sore menjelang dan waktu Maghrib.

Pada hari yang ditentukan, kami berkumpul di satu titik yang disepakati. Kami berkumpul di gerbang 327. Di sana ada Petugas Pembimbing Ibadah, Ketua Kloter, Karom dan petugas haji lainnya.

Para jemaah diminta untuk berbaris rapi. Sebelum berangkat, Kiai Nur Alam, Petugas Pembimbing Ibadah, memberi pembekalan kepada para Jemaah. 

"Kita nih, ziarah tenang, gak usah tergopoh-gopoh, gak usah berebut karena sekarang ada sistem tasrih”, jelas Kiai Nur Alam, Pembimbing Ibadah saat menjelaskan cara-cara berziarah ke Makam Rasulullah.

Setelah selesai pembekalan, lebih tepatnya briefing, kami bergerak menuju pintu masuk Raudhah. Terus terang, saya tidak tahu, siapa yang membawa tasrih dan yang memimpin rombongan ini. Bersama kami ada Kiai, Ketua Kloter dan petugas haji yang memakai baju putih.

Kami bergerak dari gerbang 327 terus melewati sejumlah pintu 26, 15 sampai pintu satu atau Babussalam. Tak jauh dari situ, rombongan berbelok ke kiri bersama rombongan lainnya.

Perjalanan sangat padat, berdesak-desakan, penuh. Jemaah memasuki pintu yang dijaga ketat. Ternyata kami tidak bisa masuk ke Raudhah. Hanya bisa melewati Raudhah dan mengirim doa kepada Rasulullah sambil berjalan. Dan akhirnya kami keluar kembali. Kami salah masuk pintu.

Kami para jemaah merasa kehilangan pemimpin dalam rombongan. Ada rasa sesak di hati ini. Tapi tak kuasa dilontarkan. Akhirnya kami terus berjalan menuju pintu 37. Setelah dilanda kebingungan yang amat sangat. Di sana sudah mengular antrean yang sangat panjang.

Kami ikut masuk antrean. Para jemaah Kloter 06 tercerai berai. Ada yang di depan, di tengah dan di belakang. Jemaah yang menggunakan kursi roda mendapatkan prioritas, didahulukan.

Antrean dibagi beberapa baris yang terdiri jemaah haji dari berbagai negara. Saya dan sejumlah Jemaah dari Kloter 06 berbaris dengan rombongan dari Surabaya dan dari India.

Satu persatu rombongan bergerak memasuki pintu ke arah Raudhah. Akhirnya, giliran kami masuk. Sebelum masuk, kami dikumpulkan di depan pintu 37, menunggu antrean, cukup lama sekitar 30-45 menit. Para Jemaah Haji duduk di lantai, sambil ngobrol dengan sesama temannya. Para petugas kebersihan Masjid Nabawi memberikan air minum, tapi tidak ke semua jemaah, hanya kepada yang meminta.

Saya melempar pandang ke sekeliling, tak terlihat teman-teman dari Jemaah Haji Kecamatan Kramat Jati, saya sendiri.

Meski demikian, saya bersama jemaah satu Kloter yaitu Pak Arman dari Matraman, saya juga masih melihat Pak Ketua Kloter di awal, tapi kemudian tidak melihat lagi.

Kami terus menyimpan stok sabar di hati ini. Karena sejumlah rombongan yang terlihat datang belakangan masuk duluan. Sampai-sampai ada seorang jemaah yang kehabisan bekal sabarnya sampai berkomentar negatif.

Kami tetap bertahan, menunggu. Akhirnya giliran kami masuk. Ya Allah, hati ini bahagianya.

Kami masuk Raudhah. Saya menjalankan salat, berdoa di sana. Akhirnya waktu Maghrib masuk, kami tetap di sana. Kami menjalankan salat Maghrib di Raudhah.

Alhamdulillah, kami diberi kesempatan waktu yang cukup lama. Setelah salat, kami masih ada waktu yang luang untuk berdoa kembali.

Banyak jemaah yang mengabadikan momen istimewa ini dengan kamera handphonenya: foto atau video. Saya sendiri lebih memilih menikmati momen ini dengan mensyukurinya.

Dari lika-liku perjalanan mencapai Raudhah itu, saya pun berefleksi.

"Keterlambatanmu mencapai sesuatu yang sangat engkau inginkan, jangan membuatmu resah dan marah, karena bisa jadi Allah telah menyiapkan sesuatu yang terbaik untukmu."

Akhirnya saya mencoba memahami, betapa indah rencana Allah itu. Mulai disesatkan di pintu yang salah dan terpisah dari rombongan, Allah meinginkan saya salat Maghrib di Raudhah, di taman Rasulullah yg didambakan ratusan, ribuan bahkan jutaan umat Islam.

Terima kasih Yaa Rahman, Engkau telah memberi yang terbaik untukku. *

 

Madinah, 1 Juni 2023

*Maman Abdurahman

Jemaah Haji Kloter JKG 06, R-08.