Indonesia-Jepang Dorong Transisi Energi Hijau, Airlangga Tekankan Iklim Investasi yang Kondusif
- Kemenko Perekonomian
Jakarta, WISATA - Kerjasama antara Indonesia dan Jepang terus menunjukkan hasil positif dalam mendorong transisi energi hijau di Indonesia. Hal ini ditunjukkan melalui pertemuan bilateral yang dipimpin oleh Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartanto dengan Menteri Ekonomi, Perdagangan, dan Industri (METI) Jepang, Saito Ken, serta Ketua Dewan Direksi Japan Bank of International Cooperation (JBIC), Tadashi Maeda. Pertemuan ini merupakan bagian dari kerjasama Asia Zero Emission Community (AZEC) Indonesia-Japan Joint Task Force yang telah terbentuk sejak tahun lalu.
Menko Airlangga menyampaikan apresiasi kepada Pemerintah Jepang atas dukungannya terhadap pengembangan proyek-proyek energi hijau di Indonesia. Ia menekankan bahwa kerjasama ini sangat penting untuk mendorong investasi sektor swasta dalam rangka mempercepat transisi energi dan mencapai target nol emisi di Indonesia pada tahun 2060. Menurutnya, forum AZEC telah berhasil mengidentifikasi sejumlah proyek potensial yang siap untuk dikembangkan lebih lanjut.
Salah satu hasil dari forum tersebut adalah identifikasi proyek-proyek potensial yang dikategorikan berdasarkan kesiapan pelaksanaannya. Proyek-proyek dalam Kategori I, seperti Proyek Panas Bumi Muara Laboh dan Pembangkit Listrik Tenaga Sampah (PLTSa) Legok Nangka, sudah siap untuk dilaksanakan. Di sisi lain, Kategori II mencakup proyek-proyek yang sedang dalam tahap studi kelayakan, seperti proyek pengelolaan lahan gambut dan jaringan transmisi Jawa-Sumatera. Selain itu, terdapat sekitar 74 MoU dan inisiatif dalam Kategori III yang masih memerlukan kajian lebih lanjut.
Namun, Menko Airlangga juga mengingatkan bahwa ada tantangan yang harus dihadapi dalam mengembangkan proyek-proyek tersebut. Ia menegaskan kembali komitmen Indonesia untuk terus memfasilitasi proses debottlenecking agar pelaksanaan proyek-proyek ini dapat berjalan lancar. Menurutnya, pemerintah akan terus berupaya menciptakan iklim investasi yang kondusif bagi para investor, sehingga proyek-proyek energi hijau dapat segera direalisasikan.
Lebih lanjut, Menko Airlangga juga membahas peluang investasi pada proyek-proyek potensial lainnya, seperti produksi Crude Coconut Oil (CCO) untuk Sustainable Fuel Aviation (SFA), pengembangan pembangkit listrik tenaga panas bumi, pembangkit listrik tenaga air, produksi amonia hijau dan hidrogen hijau, serta teknologi penangkapan dan penyimpanan karbon (CCU/CCUS). Semua ini menunjukkan bahwa Indonesia sangat serius dalam mengembangkan energi terbarukan dan berkomitmen untuk mendukung investasi hijau yang berkelanjutan.
Dalam penutup pertemuan, Menko Airlangga menyampaikan harapannya agar kerjasama AZEC ini dapat terus berkembang dan memberikan dampak positif bagi pengembangan energi terbarukan di Indonesia. Ia juga berharap bahwa dengan adanya kerjasama ini, Indonesia dan Jepang dapat bersama-sama menciptakan instrumen keuangan yang inovatif dan berbasis pasar, seperti perdagangan karbon dan sistem perdagangan emisi, untuk mendukung pembiayaan proyek-proyek hijau di masa depan.
Kegiatan ini turut dihadiri oleh Menteri Investasi/Kepala BKPM Rosan Roeslani dan Deputi Bidang Koordinasi Kerja Sama Ekonomi Internasional Kemenko Perekonomian Edi Prio Pambudi, yang memberikan dukungan penuh terhadap upaya menciptakan iklim investasi yang kondusif bagi pengembangan energi hijau di Indonesia.