Mengenal Stunting yang Ada di Indonesia, Bagaimana Pencegahan dan Pengobatannya.

illustrasi stunting
Sumber :
  • IG/apotekcentral

Wisata – Menurut Organisasi Kesehatan Dunia atau World Health Organization (WHO), stunting adalah gangguan perkembangan pada anak yang disebabkan gizi buruk, terserang infeksi yang berulang, maupun stimulasi psikososial yang tidak memadai.

Mencegah Stunting di Hari Gizi Nasional 2024: Pentingnya MP-ASI Kaya Protein Hewani

Sampai saat ini di Indonesia masih ada sebanyak 21,6 persen anak-anak yang mengalami stunting. Pada masa pandemi Covid-19 yang lalu penurunan stunting justru tetap terkendali. Penurunan yang signifikan juga terjadi dalam rentang waktu 2021 hingga 2022. Yaitu terjadi penurunan sebesar 2,8 persen. Dari angka 24,4 persen di 2021 menjadi 21,6 persen di tahun 2022. Angka tersebut mendekati standar WHO, yakni suatu negara tidak boleh melebihi 20 persen tingkat prevalensi stunting

Dilansir dari laman resmi indonesia.go.id, Pemerintah melalui Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) menjalankan pencegahan stunting melalui dua langkah strategis. Pertama, kesamaan target untuk mengidentifikasi siapa-siapa yang harus menjadi target pencegahan stunting melalui intervensi sejak calon pengantin, ibu hamil, dan ibu yang memiliki anak balita.

Dima Dara Cantik Staf WHO Meninggal di Gaza Akibat Konflik

Kedua, bentuk intervensi. Intervensi terdiri dari dua bentuk yaitu intervensi spesifik dan intervensi sensitif. Intervensi spesifik berupa pemenuhan gizi berupa makanan tambahan serta pemenuhan protein balita.  Sementara itu intervensi sensitif meliputi perbaikan lingkungan keluarga, akses air bersih termasuk rumah yang layak huni.

illustrasi anak kurang gizi

Photo :
  • pixabay
Temulawak: Tanaman Obat Unggulan yang Banyak Manfaat, Salah Satunya Berkhasiat Mencegah Stunting

Selanjutnya BKKBN juga mempunyai lima pilar dalam mengatasi stunting. Yaitu Pilar pertama, komitmen kepemimpinan harus berkelanjutan. Pilar kedua, literasi kepada masyarakat berupa komunikasi perubahan perilaku. Pilar ketiga, keterlibatan lintas sektor. Pilar keempat, pemenuhan gizi dengan memastikan pemenuhan kebutuhan gizi mudah, murah dan cepat. Dan, pilar kelima memperkuat sistem pemantauan evaluasi.

Halaman Selanjutnya
img_title