Bukan Hanya Indonesia, Inilah Deretan Negara yang Seringkali Mendapat Serangan Hacker

Brain Cipher Ransomware
Sumber :
  • Image Creator/Handoko

Jakarta, WISATASerangan siber terhadap pusat data nasional telah menjadi masalah global yang semakin mengkhawatirkan. Tidak hanya Indonesia yang menjadi target, tetapi juga banyak negara lain yang menghadapi ancaman serupa. Serangan-serangan ini berdampak signifikan pada keamanan data, infrastruktur digital, dan layanan publik. Berikut adalah deretan negara yang sering menjadi target serangan hacker terhadap pusat data nasionalnya.

Hati-Hati! Iklan Berbahaya “DeceptionAds” Bisa Curi Data Kamu Tanpa Sadar

Amerika Serikat

Amerika Serikat adalah salah satu negara yang paling sering menjadi target serangan siber. Menurut laporan dari Cybersecurity & Infrastructure Security Agency (CISA), pada tahun 2023, terdapat lebih dari 3 juta insiden serangan siber yang terdeteksi. Salah satu serangan terbesar yang pernah terjadi adalah serangan ransomware terhadap Colonial Pipeline pada Mei 2021, yang mengakibatkan gangguan besar pada distribusi bahan bakar di seluruh wilayah timur AS.

Inilah 10 Serangan Siber Terbesar Tahun 2024

Selain itu, serangan terhadap SolarWinds pada tahun 2020 juga menunjukkan betapa rentannya sistem keamanan siber, bahkan untuk negara dengan teknologi canggih seperti Amerika Serikat. Serangan ini mempengaruhi berbagai instansi pemerintah dan perusahaan swasta, menimbulkan kerugian miliaran dolar.

Inggris

PORANG: Wow, Ekspor Porang ke China Tembus 50 Ribu Ton

Inggris juga sering menjadi target serangan siber, terutama terhadap infrastruktur kritis seperti layanan kesehatan dan transportasi. Pada tahun 2017, serangan ransomware WannaCry menginfeksi lebih dari 230.000 komputer di 150 negara, termasuk sistem National Health Service (NHS) di Inggris. Serangan ini menyebabkan ribuan operasi dan janji medis dibatalkan, menunjukkan dampak serius dari serangan siber pada layanan publik.

Menurut laporan National Cyber Security Centre (NCSC), pada tahun 2023, Inggris mengalami peningkatan serangan siber sebesar 20% dibandingkan tahun sebelumnya. Hal ini mendorong pemerintah Inggris untuk meningkatkan investasi dalam keamanan siber dan membangun infrastruktur yang lebih tangguh.

Rusia

Rusia tidak hanya dikenal sebagai negara yang sering dikaitkan dengan serangan siber, tetapi juga sebagai target dari serangan tersebut. Meskipun pemerintah Rusia memiliki langkah-langkah keamanan siber yang ketat, serangan terhadap pusat data dan infrastruktur kritis tetap terjadi. Pada tahun 2022, serangan siber terhadap perusahaan energi Gazprom menyebabkan gangguan besar dalam distribusi energi di Eropa.

Menurut laporan dari Kaspersky Lab, pada tahun 2023, Rusia mengalami lebih dari 1,8 juta serangan siber, dengan target utama adalah sektor energi, telekomunikasi, dan pemerintah. Ini menunjukkan bahwa bahkan negara dengan teknologi keamanan yang canggih pun tidak kebal terhadap ancaman siber.

China

China juga merupakan salah satu negara yang sering menjadi target serangan siber, terutama terhadap pusat data dan sistem pemerintah. Pada tahun 2023, serangan terhadap sistem email pemerintah China mengakibatkan kebocoran data yang sensitif. Menurut laporan dari China National Computer Network Emergency Response Technical Team (CNCERT), negara ini mengalami lebih dari 2 juta insiden serangan siber setiap tahun.

Serangan-serangan ini sering kali bertujuan untuk mencuri data rahasia dan informasi penting, yang kemudian digunakan untuk berbagai tujuan, termasuk spionase dan pencurian identitas. Pemerintah China telah meningkatkan upaya untuk memperkuat keamanan siber dengan membangun sistem deteksi dan respons yang lebih canggih.

India

India juga tidak luput dari serangan siber, dengan sektor pemerintah dan perusahaan teknologi sebagai target utama. Pada tahun 2023, serangan ransomware terhadap sistem jaringan pemerintah India menyebabkan gangguan besar pada layanan publik dan infrastruktur kritis. Menurut laporan dari Indian Computer Emergency Response Team (CERT-In), India mengalami lebih dari 1,5 juta insiden serangan siber pada tahun 2023.

Untuk mengatasi masalah ini, pemerintah India telah mengadopsi berbagai langkah untuk meningkatkan keamanan siber, termasuk membangun pusat operasi keamanan siber dan meningkatkan kesadaran akan pentingnya praktik keamanan yang baik di kalangan pengguna internet.

Indonesia

Indonesia baru-baru ini mengalami serangan ransomware Brain Cipher yang menargetkan Pusat Data Nasional Sementara (PDNS) 2 di Surabaya. Serangan ini berdampak pada 282 tenant, termasuk berbagai kementerian dan lembaga pemerintahan. Serangan tersebut menunjukkan bahwa Indonesia juga menjadi target penting bagi para hacker, terutama karena pertumbuhan ekonomi digital yang pesat.

Menurut laporan dari Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN), pada tahun 2023, Indonesia mengalami lebih dari 1,2 juta insiden serangan siber, dengan sektor pemerintah dan keuangan sebagai target utama. Pemerintah Indonesia kini berupaya memperkuat keamanan siber dengan meningkatkan infrastruktur digital dan membangun sistem deteksi yang lebih efektif.

Serangan siber terhadap pusat data nasional merupakan ancaman global yang memerlukan perhatian serius dari semua negara. Meskipun berbagai langkah telah diambil untuk meningkatkan keamanan siber, ancaman ini terus berkembang dengan cara yang semakin canggih. Kolaborasi internasional dan peningkatan investasi dalam teknologi keamanan siber adalah langkah penting untuk melindungi data dan infrastruktur digital dari ancaman yang terus meningkat. https://inti.asia/