Sadapan Getah Pinus: Berharap Rupiah dari Luka Pohon

Sadapan Getah Pinus
Sumber :
  • Handoko/Istimewa

Brebes, WISATA - Desa Gunung Larang di Kecamatan Salem, Kabupaten Brebes, telah lama dikenal sebagai salah satu sentra penyadapan getah pinus di Indonesia. Kegiatan penyadapan getah pinus di desa ini tidak hanya menjadi sumber mata pencaharian utama bagi masyarakat setempat, tetapi juga memberikan kontribusi signifikan terhadap perekonomian daerah dan nasional.

Perbedaan Pasir Laut dan Sedimen Laut: Apakah Keduanya Benar-Benar Berbeda?

Penyadapan getah pinus merupakan kegiatan tradisional yang sudah berlangsung sejak lama di Indonesia. Proses ini dimulai dengan melukai kulit pohon pinus menggunakan alat khusus untuk memicu keluarnya getah. Luka pada pohon tersebut dibuat secara vertikal agar getah yang keluar bisa mengalir ke dalam wadah yang dipasang di bawahnya. Getah yang terkumpul akan diproses lebih lanjut untuk menghasilkan berbagai produk turunan.

1.   Persiapan Alat dan Bahan: Alat yang digunakan biasanya berupa pahat khusus yang dirancang untuk melukai kulit pohon tanpa merusak jaringan dalamnya. Wadah penampung getah yang digunakan biasanya terbuat dari bahan yang tahan terhadap getah yang bersifat lengket dan kadang asam.

Indonesia Serukan Tindakan Nyata Negara Maju dalam Transisi Hijau di ISF 2024

2.   Penyadapan: Luka pada pohon dibuat dengan kedalaman dan sudut tertentu. Proses ini dilakukan secara hati-hati untuk memastikan pohon tetap bisa tumbuh dengan baik dan luka yang dibuat tidak merusak pohon dalam jangka panjang.

3.   Pengumpulan Getah: Getah yang keluar akan mengalir dan terkumpul di wadah penampung. Proses ini bisa berlangsung selama beberapa hari hingga wadah penuh. Getah yang terkumpul kemudian diambil secara berkala.

Jokowi Buka ISF 2024: Seruan Kolaborasi Global Hadapi Krisis Iklim

Manfaat Ekonomi dari Getah Pinus

Getah pinus yang dihasilkan memiliki nilai ekonomi yang signifikan. Getah ini dapat diolah menjadi berbagai produk seperti terpentin, resin, dan bahan baku untuk industri kimia. Berikut beberapa manfaat ekonominya:

1.   Lapangan Kerja: Penyadapan getah pinus menyediakan lapangan kerja bagi masyarakat sekitar hutan. Banyak petani dan pekerja yang bergantung pada aktivitas ini sebagai sumber pendapatan utama.

2.   Industri Turunan: Getah pinus yang diolah menjadi terpentin dan resin memiliki permintaan tinggi di industri kimia, farmasi, dan kosmetik. Terpentin digunakan sebagai pelarut dalam industri cat dan varnish, sementara resin digunakan dalam pembuatan perekat, tinta, dan produk lainnya.

3.   Ekspor: Indonesia merupakan salah satu produsen getah pinus terbesar di dunia. Produk turunan getah pinus diekspor ke berbagai negara, memberikan kontribusi signifikan terhadap perekonomian nasional.

Data Statistik Terbaru

Berdasarkan data dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), produksi getah pinus nasional terus meningkat. Pada tahun 2022, produksi getah pinus mencapai 150 ribu ton, meningkat 10% dibanding tahun sebelumnya. Ekspor produk turunan getah pinus memberikan devisa sekitar USD 200 juta per tahun. Data ini menunjukkan pentingnya industri getah pinus bagi perekonomian nasional.

Kontribusi Ekologis

Selain manfaat ekonominya, penyadapan getah pinus juga memiliki kontribusi ekologis. Pohon pinus yang disadap tidak ditebang sehingga keberlanjutan hutan tetap terjaga. Aktivitas ini juga mendorong konservasi hutan pinus karena masyarakat memiliki kepentingan langsung dalam menjaga kelestariannya.

1.   Kelestarian Hutan: Dengan adanya kegiatan penyadapan, masyarakat sekitar hutan memiliki insentif untuk menjaga kelestarian hutan pinus. Mereka akan lebih peduli terhadap hutan karena langsung berdampak pada sumber pendapatan mereka.

2.   Pengurangan Erosi: Pohon pinus yang tumbuh di daerah lereng gunung dan perbukitan membantu mengurangi erosi tanah. Dengan menjaga kelestarian hutan pinus, risiko erosi dan longsor dapat diminimalisir.

3.   Penyerapan Karbon: Hutan pinus juga berfungsi sebagai penyerap karbon yang efektif, membantu mengurangi emisi gas rumah kaca dan dampak perubahan iklim.

Tantangan dan Solusi

Meskipun memiliki banyak manfaat, industri getah pinus juga menghadapi berbagai tantangan. Beberapa di antaranya adalah:

1.   Kerusakan Pohon: Penyadapan yang tidak tepat dapat menyebabkan kerusakan pada pohon dan mengurangi produktivitas getah. Solusinya adalah memberikan pelatihan kepada penyadap mengenai teknik penyadapan yang benar.

2.   Fluktuasi Harga: Harga getah pinus dapat berfluktuasi akibat permintaan dan penawaran di pasar global. Diversifikasi produk turunan getah pinus dapat menjadi solusi untuk mengurangi dampak fluktuasi harga.

3.   Perubahan Iklim: Perubahan iklim dapat mempengaruhi produksi getah pinus. Pengelolaan hutan yang berkelanjutan dan adaptasi terhadap perubahan iklim perlu diterapkan untuk menjaga keberlangsungan produksi.

Penyadapan getah pinus merupakan kegiatan ekonomi yang penting bagi banyak masyarakat di Indonesia. Selain memberikan manfaat ekonomi yang signifikan, aktivitas ini juga berkontribusi pada kelestarian lingkungan. Dengan pengelolaan yang tepat, industri getah pinus dapat terus berkembang dan memberikan manfaat jangka panjang bagi perekonomian dan lingkungan. Oleh karena itu, penting untuk terus mendukung dan mengembangkan industri ini melalui kebijakan yang mendukung serta inovasi dalam pengolahan produk turunan getah pinus.