PETUALANGAN: Kecelakaan Saat Berlibur di Luar Negeri, Apa yang Harus Dilakukan ?

Salah Satu Sudut Menarik di Chamonix, Prancis
Salah Satu Sudut Menarik di Chamonix, Prancis
Sumber :
  • Diah Endang

 

 

Snowboarding Indoor Arena di Den Haag, Belanda, 2022

Snowboarding Indoor Arena di Den Haag, Belanda, 2022

Photo :
  • Diah Endang

Ternyata, banyak sekali teknik-teknik yang harus kami pelajari terlebih dahulu. Beberapa kali kami terjatuh, namun tidak menyurutkan tekad untuk terus belajar. Pelajaran di area datar, telah kami lewati walaupun belum sempurna, kami kemudian diajak ke tempat yang sedikit lebih landai untuk mempelajari teknik-teknik lainnya.

Meskipun merasa belum menguasai sepenuhnya, kami kemudian diajak ke tempat yang - untuk ukuran kami - termasuk “curam”. Ngeri juga pada awalnya…..tetapi tekad kami sangat kuat untuk “berdamai” dengan papan ini.

Setelah berlatih sekitar 1,5 jam, saat mengerem dengan posisi badan menghadap ke gunung…..saya pun terjatuh ke belakang. Secara refleks, tangan saya berusaha menopang. Namun sangat disayangkan, tangan saya mengalami cedera dan terjadi dislokasi di pergelangan tangan kiri.

Kami sontak segera menghentikan latihan dan mencari pertolongan. Dibantu oleh instruktur snowboarding, kami diantar dengan mobil ke rumah sakit (RS) terdekat. Hanya ada sebuah RS di Chamonix, dan pada hari itu….tutup. Laaaah….??

Akhirnya kami diantar ke RS kota terdekat, yaitu Sallanches, sekitar 20 km dari kota Chamonix. Kami memgantre di ruangan instalasi gawat darurat (IGD) RS. Hal pertama yang terlintas di benak kami, tentu saja masalah biaya. Tidak terbayangkan, berapa biaya yang harus kami keluarkan.

 

 

Sarapan Terakhir di Chamonix, Prancis

Photo :
  • Diah Endang

Anak saya bergegas menghubungi Asuransi Perjalanan yang saya beli sebelum berangkat, yang menjadi persyaratan dalam pengajuan Visa Schengen. Ternyata, respon perusahaan asuransi ini sangat baik dan sigap dalam menjawab pertanyaan-pertanyaan kami.

Pihak asuransi memberikan konfirmasi, bahwa mereka akan menanggung biaya pengobatan sampai jumlah tertentu, yang menurut perkiraan kami, lebih dari cukup. Masalahnya adalah tidak semua RS bisa menerima Surat Jaminan Pembayaran dari asuransi ini. Artinya, kami harus membayar terlebih dahulu, untuk kemudian melakukan reimbursement ke perusahaan asuransi tersebut.

Kami kemudian diterima di bagian pencatatan pendaftaran pasien pada sore hari menjelang pukul 16.00 waktu setempat, sementara bagian kasir RS juga tutup pukul 16.00. Lantas bagaimana kami harus membayar tagihan? Ternyata tagihan biaya akan dikirimkan ke alamat rumah kami di Indonesia setelah selesai pemeriksaan dan tindakan medis. Tentu saja hal ini cukup melegakan karena bayarnya belakangan, setelah tiba di Indonesia meski kami agak bingung juga dengan kebijakan RS yang seolah-olah tidak butuh uang ini.

Setelah pemeriksaan X-ray, kami mendapatkan penjelasan dari dokter yang bertugas, bahwa pergelangan tangan kiri saya dislokasi dan patah. Dislokasi akan segera diambil tindakan reposisi, namun penanganan patah harus dilakukan operasi. Dokter menyampaikan, bahwa RS tidak bisa menjamin bahwa saya akan mendapatkan jadwal operasi yang pasti, bisa jadi dua hari lagi, namun jika ada pasien yang lebih darurat maka jadwal operasi saya, bisa mundur sampai batas waktu yang tidak bisa diperkirakan. Dokter menyarankan untuk operasi di RS lain saja, tetapi mereka akan tetap melakukan reposisi untuk dislokasinya.