Belajar dari Korea Selatan dan Jepang: Bagaimana Budaya Bisa Menjadi Alat Penetrasi Pasar Global

Ilustrasi Anime Budaya Indonesia
Sumber :
  • Image Creator Bing/Handoko

Malang, WISATA - Dalam era globalisasi saat ini, Korea Selatan dan Jepang telah berhasil memanfaatkan budaya sebagai alat penetrasi pasar ke berbagai negara di dunia. Keduanya menjadi contoh sukses bagaimana budaya, jika dikelola dengan baik, bisa membentuk citra nasional dan menarik minat global terhadap produk dan gaya hidup mereka. Dari budaya pop hingga makanan, kedua negara ini menunjukkan bagaimana kreativitas lokal dapat menjangkau publik internasional dan bahkan mengubah pola konsumsi di luar negeri.

Keberhasilan Korea Selatan dengan Hallyu: Fenomena K-Pop dan K-Drama

Fenomena Hallyu atau gelombang budaya Korea adalah contoh konkret bagaimana Korea Selatan memanfaatkan musik, drama, dan gaya hidup sebagai alat untuk mendobrak pasar internasional. Grup K-pop seperti BTS dan Blackpink bukan hanya meraih popularitas global tetapi juga mendongkrak penjualan produk Korea, dari kosmetik hingga fashion. Berdasarkan data Korea Foundation for International Culture Exchange (KOFICE), pada 2023 industri budaya Korea berhasil menghasilkan lebih dari $12 miliar pendapatan global, angka yang luar biasa besar untuk sektor budaya.

Selain musik, K-drama juga menjadi magnet yang memukau audiens internasional. Serial seperti Squid Game dan Crash Landing on You mampu mendominasi platform streaming global seperti Netflix, mencetak rekor penonton di seluruh dunia. Tak hanya hiburan, tetapi makanan Korea, seperti kimchi dan tteokbokki, juga semakin dikenal dan diminati. Di AS, restoran yang menyajikan makanan Korea tumbuh pesat dengan kenaikan jumlah mencapai 35% dalam lima tahun terakhir.

Budaya Pop Jepang: Penetrasi Global Melalui Anime dan Produk Pop Kultur

Jepang memiliki pendekatan berbeda, yakni melalui anime dan manga yang telah dikenal luas selama beberapa dekade. Industri anime Jepang kini mencatatkan nilai pasar global lebih dari $24 miliar pada 2022, menurut laporan dari The Association of Japanese Animations (AJA). Produk budaya seperti Naruto, One Piece, dan Attack on Titan sukses menembus pasar global dengan jutaan penggemar. Perusahaan seperti Studio Ghibli bahkan meraih penghargaan internasional yang membantu mempopulerkan budaya Jepang di panggung dunia.

Penetrasi budaya Jepang tidak hanya terbatas pada anime. Jepang juga memperkenalkan banyak elemen budaya lainnya seperti makanan, dengan sushi dan ramen yang telah menjadi hidangan populer di banyak negara. Fenomena Harajuku dan tren fesyen Jepang juga banyak diadopsi di berbagai belahan dunia. Pemerintah Jepang secara aktif mendukung ekspor budaya pop mereka, bahkan menyediakan insentif dan program untuk memperkenalkan budaya Jepang di luar negeri.

Mengapa Indonesia Belum Maksimal Memanfaatkan Budaya Lokal Sebagai Alat Penetrasi Pasar?

Sebagai negara dengan kekayaan budaya yang luar biasa, Indonesia memiliki potensi besar untuk menembus pasar internasional melalui budaya. Indonesia memiliki beragam warisan budaya, dari batik hingga angklung, dan juga kekayaan kuliner seperti rendang, nasi goreng, dan sate yang telah dikenal dunia. Namun, upaya Indonesia untuk memanfaatkan budaya sebagai alat penetrasi pasar masih perlu ditingkatkan.

Indonesia memiliki banyak potensi untuk diolah, misalnya industri film yang bisa memperkenalkan budaya lokal. Film seperti Laskar Pelangi atau KKN di Desa Penari sebenarnya punya potensi besar untuk menarik penonton internasional jika didukung oleh promosi yang tepat. Demikian pula dengan musik dan tarian tradisional, seperti gamelan dan tari kecak yang memiliki nilai jual artistik tinggi di mata dunia.

Peran Pemerintah dan Dukungan Ekosistem

Pemerintah Korea Selatan dan Jepang sangat mendukung perkembangan industri budaya di negara mereka melalui berbagai kebijakan dan insentif. Korea Selatan, misalnya, memiliki kebijakan subsidi untuk industri K-pop dan K-drama, serta menyediakan fasilitas produksi yang canggih. Sementara itu, Jepang memberikan dukungan dalam bentuk kemudahan izin distribusi dan promosi budaya pop di luar negeri.

Di Indonesia, pemerintah dapat memulai dengan menyediakan ekosistem yang mendukung bagi para pelaku industri kreatif. Beberapa langkah yang bisa diambil antara lain pengembangan infrastruktur, seperti studio film berstandar internasional, serta penyediaan pelatihan untuk talenta-talenta muda di bidang seni dan budaya. Selain itu, regulasi yang mendorong kerja sama internasional dan mendukung ekspor produk budaya juga sangat penting.

Potensi Kreativitas Anak Muda Indonesia sebagai Kekuatan Baru

Indonesia memiliki keunggulan demografis berupa bonus demografi, di mana populasi usia muda yang kreatif dan melek digital sangat mendominasi. Generasi milenial dan Gen Z Indonesia merupakan kekuatan baru dalam industri kreatif. Mereka memiliki akses ke teknologi digital, yang memungkinkan mereka untuk membuat konten berkualitas dan mendistribusikannya secara global.

Dukungan pemerintah dalam bentuk pendidikan dan pelatihan yang berfokus pada industri kreatif sangat penting untuk memaksimalkan potensi ini. Selain itu, penguatan kerja sama antara sektor swasta, akademisi, dan komunitas seni juga akan mempercepat proses perkembangan industri kreatif Indonesia. Misalnya, melalui kompetisi, inkubasi bisnis kreatif, atau program magang di perusahaan-perusahaan yang bergerak di bidang budaya dan hiburan.

Belajar dari Korea Selatan dan Jepang, Indonesia memiliki peluang besar untuk memanfaatkan budayanya dalam menembus pasar global. Dengan dukungan penuh dari pemerintah, kolaborasi lintas sektor, dan potensi kreatif generasi muda, Indonesia berpotensi besar untuk dikenal sebagai negara dengan budaya yang mendunia. Saatnya Indonesia menjadikan budaya sebagai salah satu produk ekspor andalan, sehingga Indonesia bisa lebih dikenal dunia dan budaya lokal semakin dihargai secara internasional.