Penemuan Langka: Para Arkeolog Temukan Mata Panah Zaman Perunggu dari Besi Meteorit, di Swiss
- Journal of Archaeological Science/Thomas Schüpbach
Kelangkaan artefak besi meteorit di kawasan Eropa memicu pertanyaan mengenai pengetahuan dan ketersediaan material langit tersebut pada Zaman Perunggu. Namun, temuan terbaru dari studi baru mengubah pemahaman ilmiah, karena mengungkapkan bahwa meteorit besi memang digunakan dan ditukar di Eropa Tengah sejak 800 SM, dan bahkan mungkin lebih awal.
Penelitian inovatif ini berpusat pada mata panah yang digali di situs akhir Zaman Perunggu di Mörigen, Swiss, yang terletak di sepanjang tepi Danau Biel. Mata panah, terbuat dari besi meteorit, menunjukkan bentuk datar yang berbeda dan berubah bentuk secara artifisial, yang menunjukkan pengerjaan dingin atau panas selama produksinya.
Analisis komprehensif mengkonfirmasi asal usul meteorit dari mata panah tersebut, dan menghubungkannya dengan kompleks meteorit besi IAB. Kehadiran logam besi yang miskin nikel dan kaya nikel menunjukkan karakteristik struktur berlapis dari meteorit oktahedritik, yang mendukung asal usulnya.
Di luar karakteristik intrinsik mata panah, penelitian ini mengungkap detail menarik tentang masa lalunya. Jejak oksidasi dan unsur-unsur seperti arsenik dan tembaga mengisyaratkan kemungkinan kontaminasi dari pengerjaan bijih/perunggu atau debu selama penyimpanan. Selain itu, bahan organik yang ditemukan pada mata panah kemungkinan besar mewakili sisa-sisa tar kayu yang digunakan untuk menempelkannya pada anak panah, sehingga memberikan gambaran sekilas tentang teknik pengerjaan kuno.
Salah satu aspek yang paling menarik dari penelitian ini adalah menentukan kemungkinan sumber meteorit yang melahirkan mata panah Mörigen. Melalui proses eliminasi yang cermat, para peneliti mengidentifikasi tiga kandidat potensial dari kompleks meteorit besi IAB:
- Bohumilitz di Ceko
- Retuerte de Bullaque di Spanyol
- Kaalijarv di Estonia
Di antara ketiganya, Kaalijarv muncul sebagai sumber yang paling mungkin, mengingat usia dampak Zaman Perunggu dan lokasinya di wilayah yang dihuni. Para peneliti percaya bahwa meteorit ini mungkin berdampak pada Estonia sekitar tahun 1500 SM, yang berpotensi menyebabkan pecahannya diperdagangkan bersama amber dari wilayah Baltik.