Tujuan Hidup Manusia Berdasarkan Pemikiran Filsuf Yunani Kuno Aristoteles, dan Ibnu Rusyd
- Gamma
Jakarta, WISATA - Aristoteles, seorang filsuf Yunani kuno yang terkenal, mengemukakan pandangannya tentang tujuan hidup manusia dalam kutipan yang terkenal, "Tujuan kehidupan manusia adalah untuk hidup dalam kesempurnaan sesuai dengan alam manusia yang rasional." Namun, bagaimana pandangan ini berbeda dengan pandangan Ibnu Rusyd, seorang filsuf Muslim terkemuka dari abad pertengahan? Dalam artikel ini, kita akan mengeksplorasi perspektif Aristoteles dan Ibnu Rusyd tentang tujuan hidup manusia.
Aristoteles: Kesempurnaan Menurut Alam Manusia yang Rasional
Aristoteles meyakini bahwa tujuan utama kehidupan manusia adalah mencapai kesempurnaan yang sesuai dengan alam manusia yang rasional. Bagi Aristoteles, kesempurnaan manusia terletak pada pengembangan akal budi dan kebijaksanaan moral, serta pemenuhan potensi-potensi yang ada dalam diri manusia.
Ibnu Rusyd: Mencapai Kesempurnaan melalui Pengetahuan dan Kebijaksanaan
Di sisi lain, Ibnu Rusyd, atau yang dikenal juga sebagai Averroes dalam tradisi Barat, memiliki pandangan yang sejalan dengan Aristoteles dalam banyak hal. Ibnu Rusyd juga menganggap bahwa tujuan hidup manusia adalah untuk mencapai kesempurnaan. Namun, bagi Ibnu Rusyd, kesempurnaan tersebut dicapai melalui pengetahuan yang mendalam dan kebijaksanaan yang diperoleh dari pemahaman akan alam dan hukum-hukum alam.
Meskipun Aristoteles dan Ibnu Rusyd memiliki pandangan yang sejalan tentang tujuan hidup manusia dalam mencapai kesempurnaan, ada perbedaan subtansial dalam pendekatan mereka. Aristoteles menekankan pentingnya akal budi dan moralitas dalam mencapai kesempurnaan, sementara Ibnu Rusyd menekankan peran pengetahuan dan pemahaman terhadap alam dalam proses mencapai kesempurnaan.