Seneca: Batas Kekayaan yang Sehat Adalah Cukup dan Esensial, Bukan Berlebihan

Seneca
Seneca
Sumber :
  • Cuplikan layar

Malang, WISATA - “You ask what is the proper limit to a person’s wealth? First, having what is essential, and second, having what is enough.”
Kata-kata bijak dari filsuf Stoik Romawi, Lucius Annaeus Seneca, ini merupakan pengingat yang tajam sekaligus menenangkan. Dalam dunia yang semakin konsumtif dan serba cepat, kita cenderung mengejar lebih banyak uang, lebih banyak harta, dan lebih banyak simbol keberhasilan. Namun Seneca mengajak kita untuk berhenti sejenak dan bertanya: sebenarnya, seberapa banyak kekayaan yang kita butuhkan untuk hidup yang baik?

Menurutnya, batas kekayaan yang wajar adalah dua hal: memiliki apa yang esensial, dan memiliki secukupnya. Tidak lebih. Tidak kurang.

 

Di Mana Batas Kekayaan Seharusnya Ditarik?

Banyak orang merasa belum cukup kaya, padahal mereka sudah memiliki rumah, kendaraan, penghasilan tetap, dan akses pada pendidikan serta kesehatan. Hal ini bukan karena kekurangan secara fisik, tetapi karena adanya ilusi dalam pikiran: bahwa “lebih banyak” berarti “lebih baik”.

Seneca, lebih dari 2000 tahun lalu, sudah menyinggung persoalan ini. Baginya, kekayaan adalah alat, bukan tujuan. Maka batasannya bukan diukur dari jumlah, tapi dari kecukupan. Yang penting bukan seberapa banyak yang kita punya, tapi apakah itu mencukupi kebutuhan esensial dan membuat kita merasa cukup.

 

Hidup Minimalis ala Filsuf Stoik