Kisah Hidup René Descartes: Filsuf Jenius dari Prancis yang Menginspirasi Dunia

- Image Creator/Handoko
Pada usia 8 tahun, Descartes masuk ke Collège Royal Henry-Le-Grand di Jesuit La Flèche, salah satu sekolah terbaik di Prancis saat itu. Di sinilah ia mendapat pendidikan yang sangat ketat dalam teologi, filsafat skolastik, bahasa Latin, dan matematika. Namun, meskipun unggul secara akademik, Descartes merasa pendidikan tersebut terlalu banyak menekankan pada otoritas dan doktrin.
Ketidakpuasan ini mendorongnya untuk mencari pendekatan lain—yang lebih rasional, logis, dan berbasis pemikiran mandiri. Ia pun bertekad untuk menemukan metode baru dalam memperoleh pengetahuan yang benar-benar pasti. Inilah cikal bakal metode keraguan yang kemudian ia kembangkan.
Perjalanan Intelektual di Dunia Militer
Pada tahun 1616, Descartes lulus sebagai sarjana hukum dari Universitas Poitiers, namun ia tidak tertarik menekuni dunia hukum. Sebaliknya, ia memilih untuk bergabung dengan militer dan melakukan perjalanan ke berbagai negara Eropa, termasuk Belanda dan Jerman. Di masa inilah ia mulai menulis catatan-catatan penting yang kelak menjadi dasar karyanya yang revolusioner.
Selama berada di Belanda, Descartes menjalani hidup yang tenang dan penuh kontemplasi. Ia menggunakan sebagian besar waktunya untuk berpikir, menulis, dan menyusun sistem filsafatnya. Ketika berada di Jerman pada tahun 1619, ia mengaku mengalami penglihatan atau mimpi yang membangkitkan inspirasi intelektual—suatu momen yang sering dianggap sebagai titik balik dalam hidupnya.