Inspirasi StoikBagi Generasi Milenial dari Massimo Pigliucci, untuk Masa Depan yang Lebih Bahagia

- Cuplikan layar
4. Memento Mori
Kesadaran akan kematian (memento mori) bukan untuk menakut-nakuti, tetapi untuk mengingatkan bahwa hidup itu singkat dan berharga. Hal ini mendorong generasi milenial untuk tidak menunda kebaikan, tidak menyia-nyiakan waktu, dan menjalani hidup dengan penuh kesadaran.
Pigliucci menyarankan kebiasaan refleksi diri setiap malam — mengevaluasi apa yang sudah dilakukan, di mana kita gagal bertindak sesuai kebajikan, dan bagaimana memperbaikinya keesokan hari. Praktik ini sangat bermanfaat dalam memperkuat karakter dan memperjelas tujuan hidup.
Contoh Aplikasi Stoisisme dalam Kehidupan Sehari-Hari
Banyak generasi milenial menghadapi tantangan seperti tekanan karier, kecemasan sosial, hubungan yang rumit, atau krisis makna hidup. Stoisisme memberikan alat sederhana namun mendalam untuk menavigasi situasi tersebut:
- Ketika pekerjaan tidak sesuai harapan, daripada frustrasi berlebihan, Stoisisme mengajarkan untuk fokus pada usaha dan nilai kerja, bukan hasil akhir yang tidak selalu bisa dikendalikan.
- Saat mendapat kritik di media sosial, prinsip Stoik menyarankan agar kita bertanya: “Apakah kritik itu benar dan bermanfaat?” Jika ya, kita belajar. Jika tidak, kita tetap tenang karena harga diri kita tidak ditentukan oleh opini luar.
- Dalam hubungan yang tidak berjalan lancar, Stoisisme mengajarkan pentingnya kejujuran, kesabaran, dan pengendalian diri — bukan reaksi emosional yang meledak-ledak.