Seneca: “Kesetiaan yang dibeli dengan uang, bisa dihancurkan oleh uang.”

- Cuplikan layar
Uang memang penting dalam kehidupan. Namun menjadikan uang sebagai dasar dalam membangun kepercayaan dan loyalitas adalah kesalahan fatal. Hubungan yang sehat—baik dalam pertemanan, keluarga, organisasi, maupun negara—harus dibangun atas dasar nilai, kepercayaan, dan integritas.
Ketika uang menjadi satu-satunya motivasi, maka kesetiaan itu tidak memiliki akar yang kuat. Begitu terjadi perubahan ekonomi atau tawaran yang lebih besar dari pihak lain, hubungan pun mudah goyah.
Fenomena Sosial: Politik Uang dan Bisnis Transaksional
Kita bisa melihat kutipan Seneca ini relevan dalam dunia politik Indonesia. Politik uang telah menjadi masalah kronis yang merusak integritas pemilu dan demokrasi. Banyak pemilih yang loyal hanya karena "serangan fajar", tetapi akan berpaling pada calon lain di pemilu berikutnya yang memberi lebih.
Begitu pula dalam dunia bisnis, di mana loyalitas pelanggan atau mitra kadang hanya dibangun melalui potongan harga, insentif, atau bonus. Padahal, begitu kompetitor menawarkan lebih, loyalitas itu lenyap. Padahal, membangun kesetiaan sejati memerlukan kualitas, etika, dan nilai-nilai yang dipercaya kedua pihak.
Seneca dan Nilai-Nilai Stoik: Keutamaan atas Keuntungan
Sebagai filsuf Stoik, Seneca mengajarkan bahwa kebahagiaan dan ketenangan batin berasal dari hidup berdasarkan kebajikan (virtue), bukan dari materi. Dalam kerangka itu, kesetiaan adalah hasil dari karakter yang kuat, bukan dari kompensasi.