Socrates dan Rahasia Perubahan: Fokus pada Membangun yang Baru, Bukan Melawan yang Lama

Socrates
Socrates
Sumber :
  • Image Creator Grok/Handoko

Indonesia, misalnya, sedang berada di tengah arus transformasi digital. Pemerintah, swasta, dan masyarakat ditantang untuk menyesuaikan diri dengan Industri 4.0. Namun, banyak yang masih terjebak dalam pola kerja lama, birokrasi lamban, dan budaya enggan berubah. Jika energi terus difokuskan untuk mempertahankan cara lama, maka pembangunan menuju masa depan hanya akan menjadi angan-angan.

Fokus Energi untuk Masa Depan

Socrates menekankan pentingnya memfokuskan seluruh energi—bukan setengah-setengah. Ini bukan soal perubahan simbolis atau setengah hati, tetapi perubahan yang sejati. Fokus adalah kunci. Ketika seseorang atau sebuah organisasi memusatkan seluruh perhatian dan sumber daya untuk membangun sistem baru, maka energi itu akan menciptakan momentum perubahan yang nyata.

Misalnya, dalam dunia pendidikan. Saat ini banyak lembaga pendidikan yang masih terpaku pada metode lama: hafalan, ujian tulis, dan kurikulum kaku. Sementara itu, dunia sudah berubah—kebutuhan industri kini lebih menekankan pada kreativitas, pemecahan masalah, dan kolaborasi. Jika energi guru dan institusi terus habis untuk mempertahankan metode lama, maka generasi baru akan tertinggal. Perubahan hanya akan berhasil jika kita berani membangun sistem pembelajaran baru yang lebih relevan dengan zaman.

Dari Perlawanan Menjadi Penciptaan

Socrates tidak menyuruh kita untuk pasrah pada masa lalu, tetapi menyarankan agar kita tidak menghabiskan waktu untuk melawannya. Ia mengajak kita untuk mencipta. Ini adalah pesan besar yang sering terabaikan: perubahan bukan soal menolak, tetapi soal membangun.

Semangat ini sejalan dengan prinsip inovasi: tidak cukup hanya mengkritik sistem lama, tetapi harus ada keberanian untuk membuat solusi baru. Dunia butuh lebih banyak pencipta daripada pengeluh. Butuh lebih banyak pembangun daripada pengkritik.