Marcus Aurelius: Bersyukurlah Atas Dirimu, Jangan Takut pada Kematian dan Jangan Merindukannya

- Cuplikan layar
Sebaliknya, kerinduan akan kematian, terutama dalam konteks keputusasaan, adalah hal yang juga harus dihindari. Marcus mengingatkan bahwa kehidupan tetap memiliki nilai dan makna, bahkan ketika terasa sulit. “Bersyukurlah atas napas yang masih ada, dan isi dengan tindakan yang bernilai,” tambah Yosua.
Relevansi Bagi Generasi Modern
Generasi muda saat ini menghadapi tekanan besar dari lingkungan sekitar, baik dalam hal karier, penampilan, hingga status sosial. Ajakan Marcus Aurelius untuk bersyukur atas diri sendiri menjadi penawar yang menenangkan di tengah badai tuntutan tersebut.
“Generasi Z dan milenial kerap dibanjiri standar kesuksesan yang semu. Padahal, standar itu seringkali tidak realistis dan justru membuat mereka cemas,” ujar Alya Rahman, pembicara publik dalam bidang kesehatan mental.
Alya menyarankan agar kita semua mulai menginternalisasi nilai-nilai seperti penerimaan diri, ketenangan, dan kesadaran akan waktu yang terbatas. “Hidup bukan lomba. Setiap orang punya garis waktu dan prosesnya masing-masing,” ujarnya.
Latihan Harian: Mempraktikkan Ajaran Marcus
Agar pesan Marcus Aurelius tidak sekadar menjadi kutipan di media sosial, banyak komunitas pengembangan diri kini mulai mempraktikkan latihan harian Stoik, seperti jurnal syukur, refleksi sebelum tidur, dan meditasi tentang kematian.