Seneca: Semakin Kita Tak Pantas Mendapatkan Keberuntungan, Semakin Besar Kita Mengharapnya

Seneca
Seneca
Sumber :
  • Cuplikan layar

Seneca ingin menyadarkan kita bahwa harapan kosong justru muncul dari ketidakpantasan. Orang yang tahu dirinya belum layak, justru biasanya berharap lebih besar daripada yang benar-benar bekerja keras dan realistis.

Filsafat Stoik dan Kewaspadaan terhadap Harapan Semu

Dalam pandangan Stoik, termasuk Seneca, harapan bisa menjadi jebakan. Harapan yang tidak berakar pada realitas hanya akan menimbulkan kekecewaan. Bagi para filsuf Stoik, lebih baik kita fokus pada hal-hal yang berada dalam kendali kita: pikiran, tindakan, keputusan, dan kebajikan diri.

Berharap terlalu banyak terhadap hal-hal eksternal—seperti nasib, kekayaan, atau perlakuan orang lain—hanya akan membuat kita rapuh. Yang perlu dilakukan bukan berharap lebih banyak, melainkan berbenah diri agar lebih pantas menerima apa yang kita inginkan.

Berusaha Dulu, Baru Berharap

Ada perbedaan besar antara orang yang berharap setelah bekerja keras, dan mereka yang hanya berharap tanpa berbuat. Harapan yang muncul dari usaha adalah semangat. Tapi harapan yang muncul dari kemalasan adalah pelarian.

Seneca seolah mengingatkan kita untuk tidak melupakan logika kehidupan: keberuntungan lebih mudah datang kepada mereka yang mempersiapkan diri. Bahkan, dalam banyak kasus, keberuntungan hanyalah hasil dari persiapan yang bertemu dengan kesempatan.