Socrates dan Nilai Persahabatan: Mengapa Kita Lebih Menghitung Domba daripada Sahabat?

- Image Creator Grok/Handoko
Kita hidup dalam era di mana segala sesuatu diukur dengan angka: saldo rekening, jumlah followers, skor produktivitas, bahkan langkah kaki per hari. Namun ada satu hal yang tidak dapat dengan mudah diukur, tetapi amat menentukan kualitas hidup seseorang: relasi sosial dan rasa saling memiliki.
Jika kita terlalu fokus pada materi, kita mungkin akan kehilangan aset emosional yang paling berharga. Tidak mengherankan jika banyak orang sukses secara finansial, tetapi merasa hampa dan kesepian. Mereka tahu berapa jumlah mobil di garasi, tetapi tidak tahu siapa yang akan datang saat mereka jatuh sakit.
Socrates memberi kita pelajaran bahwa teman sejati adalah kekayaan yang tidak bisa dibeli, dan seharusnya dihitung serta dijaga layaknya harta yang paling berharga.
Pelajaran untuk Generasi Digital
Generasi digital saat ini menghadapi tantangan yang berbeda. Banyak hubungan yang bersifat instan, dibentuk melalui media sosial dan pesan singkat. Dalam konteks ini, kutipan Socrates menjadi semakin penting.
Apakah kita benar-benar memiliki teman, atau hanya “followers”? Apakah kita menjalin kedekatan yang nyata, atau hanya terhubung secara teknis tanpa keterlibatan emosional?
Socrates mengajarkan bahwa jumlah teman tidak sepenting kualitas hubungan yang kita miliki. Kita bisa memiliki ribuan koneksi digital, tetapi tanpa pertemanan sejati, hidup akan terasa kosong.