Epikuros: Kepuasan Hidup Tidak Terletak pada Jumlah, Melainkan pada Rasa Cukup

- Image Creator Grok/Handoko
Ketidakpuasan adalah akar dari banyak masalah psikologis modern. Rasa tidak pernah cukup menjadi pemicu stres, kecemasan, dan bahkan depresi. Dalam masyarakat digital, di mana segala hal bisa dibandingkan dan diakses hanya dalam genggaman, tekanan untuk selalu lebih baik, lebih kaya, lebih cantik, dan lebih sukses menjadi beban mental yang sangat berat.
Media sosial memperparah keadaan ini. Kita tidak hanya membandingkan diri kita dengan tetangga atau teman, tapi juga dengan kehidupan glamor yang dipamerkan selebriti dan influencer. Ketika standar kebahagiaan diukur berdasarkan jumlah pengikut, likes, dan barang-barang mewah yang dipamerkan, maka tidak heran jika banyak orang merasa selalu kekurangan, meskipun kenyataannya mereka memiliki lebih dari cukup.
Mengapa Rasa Cukup Sangat Penting?
Rasa cukup adalah pondasi dari kedamaian batin. Ketika seseorang mampu menerima keadaan, menghargai hal-hal kecil, dan tidak terjebak dalam kerakusan, maka ia akan merasa lebih tenang dan bahagia. Epikuros mengajarkan bahwa mereka yang bisa puas dengan sedikit adalah orang-orang yang merdeka secara mental.
Orang yang merasa cukup tidak mudah tergoda oleh godaan pasar atau tren sesaat. Ia tidak terombang-ambing oleh standar kesuksesan yang ditentukan oleh orang lain. Sebaliknya, ia hidup sesuai dengan nilai dan kebutuhannya sendiri, bukan keinginannya.
Ketika "Lebih Banyak" Justru Menjadi Beban
Dalam banyak kasus, kepemilikan yang berlebihan justru menimbulkan kekhawatiran baru. Memiliki banyak properti bisa berarti beban pajak yang lebih besar, tanggung jawab pemeliharaan yang lebih rumit, dan kecemasan akan kehilangan. Hidup yang dipenuhi oleh barang dan ambisi bisa menjadi penjara tak kasat mata yang mengekang kebebasan sejati seseorang.