Dampak dan Masa Depan Pendidikan Perempuan di Hindia Belanda: Jejak Kartinifonds dan Van Deventer-Stichting

R.A. Kartini
R.A. Kartini
Sumber :
  • Bicara Tokoh

1. Fondasi Pendidikan Perempuan di Indonesia

Sebelum adanya Kartinifonds, pendidikan bagi perempuan pribumi hampir tidak tersedia, kecuali bagi kalangan bangsawan atau keluarga kaya yang mampu menyekolahkan anak mereka ke sekolah-sekolah Belanda. Dengan hadirnya sekolah-sekolah Kartini dan Van Deventer, perempuan pribumi mendapatkan hak yang lebih besar dalam mengakses pendidikan formal.

Setelah kemerdekaan, sistem pendidikan nasional Indonesia mengadopsi banyak aspek dari sistem pendidikan kolonial yang telah diperkenalkan oleh Kartinifonds, termasuk:

  • Pendidikan dasar yang lebih merata bagi laki-laki dan perempuan
  • Peningkatan jumlah sekolah lanjutan untuk perempuan
  • Peluang yang lebih luas bagi perempuan untuk menjadi guru dan tenaga profesional lainnya

2. Munculnya Organisasi Perempuan yang Mendukung Pendidikan

Kartinifonds tidak hanya memberikan pendidikan, tetapi juga menginspirasi lahirnya berbagai organisasi perempuan di Indonesia yang terus memperjuangkan hak pendidikan. Beberapa organisasi yang muncul setelahnya, seperti Poetri Mardika, Isteri Indonesia, dan Kongres Perempuan Indonesia, memiliki visi yang sama dalam memperjuangkan kesetaraan pendidikan bagi perempuan.

Banyak aktivis perempuan di Indonesia pada era 1920-an hingga 1950-an merupakan lulusan sekolah-sekolah Kartini atau Van Deventer, dan mereka kemudian menjadi pelopor dalam pergerakan emansipasi perempuan.