Kebahagiaan Terletak pada Pandangan Kita: Mengapa Perspektif Kita Bisa Menentukan Hidup Kita

Leo Tolstoy Sastrawan dan Filsuf Rusia
Leo Tolstoy Sastrawan dan Filsuf Rusia
Sumber :
  • Image Creator/Handoko

Pentingnya perspektif ini juga dapat ditemukan dalam banyak ajaran filsafat. Dalam Stoikisme, misalnya, filsuf seperti Epictetus dan Marcus Aurelius mengajarkan bahwa kebahagiaan datang ketika kita dapat menerima hal-hal yang tidak dapat kita kontrol, seperti cuaca atau tindakan orang lain, dan fokus pada hal-hal yang ada dalam kendali kita, yaitu cara kita merespons situasi tersebut. Dengan demikian, kebahagiaan menjadi lebih terkait dengan sikap batin kita daripada faktor-faktor eksternal yang mungkin kita anggap sebagai sumber kebahagiaan.

Di dunia yang serba cepat dan penuh tekanan seperti sekarang, mengubah cara pandang menjadi tantangan tersendiri. Namun, dengan latihan dan kesadaran diri, kita bisa belajar untuk melihat hidup dari perspektif yang lebih positif. Berfokus pada hal-hal yang kita syukuri setiap hari, mengganti keluhan dengan rasa terima kasih, serta menghargai momen-momen kecil dalam kehidupan bisa menjadi cara efektif untuk mulai mengubah perspektif kita.

Kebahagiaan dalam Kesehatan Mental

Selain itu, banyak studi menunjukkan bahwa kebahagiaan memiliki dampak positif pada kesehatan mental. Menurut data dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), lebih dari 300 juta orang di dunia mengalami depresi, yang seringkali dipicu oleh stres, kecemasan, dan pandangan negatif terhadap kehidupan. Depresi dapat diatasi dengan pendekatan yang lebih holistik, yang tidak hanya mengandalkan pengobatan medis tetapi juga perubahan pola pikir.

Sebuah studi yang diterbitkan dalam American Journal of Psychiatry menemukan bahwa individu yang memiliki pandangan positif terhadap kehidupan dan yang mampu memaafkan diri sendiri cenderung memiliki risiko lebih rendah untuk mengalami gangguan mental. Ini membuktikan bahwa kebahagiaan dan kesehatan mental sangat berkaitan erat, dan bahwa kita memiliki kontrol lebih besar terhadap keadaan mental kita daripada yang kita kira.

Kebahagiaan di Tengah Kesulitan

Tak dapat dipungkiri, hidup tidak selalu berjalan mulus. Setiap orang pasti menghadapi cobaan dan kesulitan dalam hidup. Namun, seperti yang ditegaskan Tolstoy, kebahagiaan bukanlah soal bebas dari kesulitan, melainkan tentang bagaimana kita meresponsnya. Banyak tokoh sejarah yang menginspirasi telah menghadapi penderitaan yang luar biasa namun tetap menunjukkan ketenangan dan kebahagiaan batin, seperti Viktor Frankl, seorang psikolog yang selamat dari kamp konsentrasi Nazi. Dalam bukunya Man's Search for Meaning, Frankl mengungkapkan bahwa meskipun ia tidak dapat mengontrol kondisi eksternal, ia selalu memiliki kendali atas cara ia memandang dan merespons penderitaannya. Pandangan inilah yang memberinya kekuatan untuk bertahan dan menemukan makna hidup meskipun di tengah-tengah kegelapan.