Menyelami Pemikiran Thales: Filosofi Air dan Asal-Usul Alam Semesta

Thales, Anaximander, dan Pythagoras.
Sumber :
  • Image Creator/Handoko

Pemikiran Thales tentang air sebagai elemen dasar telah mempengaruhi banyak filsuf setelahnya. Para pengikutnya, seperti Anaximander dan Anaximenes, melanjutkan gagasan ini dengan mengganti air dengan elemen lain seperti api dan udara. Meski begitu, kontribusi Thales tetap sangat besar dalam membangun dasar pemikiran ilmiah dan rasional yang berlanjut hingga masa kini.

Selain itu, Thales juga dikenal sebagai tokoh pertama yang memperkenalkan pemikiran tentang asal-usul alam semesta, di mana ia menganggap bahwa dunia ini tidak diciptakan oleh dewa-dewa, melainkan merupakan hasil dari prinsip-prinsip alamiah yang dapat dipahami melalui akal manusia. Pendekatan ini menandakan dimulainya transisi dari mitologi menuju filsafat dan sains yang lebih berbasis pada pengamatan dan bukti.

Relevansi Pemikiran Thales di Era Modern

Pemikiran Thales tentang air sebagai unsur dasar dan prinsip rasional dalam memahami alam semesta tetap relevan hingga kini. Prinsip dasar bahwa alam semesta dapat dipahami melalui pengamatan dan pemikiran ilmiah telah membentuk dasar dari ilmu pengetahuan modern. Dalam dunia yang semakin dipenuhi dengan penemuan-penemuan ilmiah, kita dapat melihat bahwa konsep-konsep dasar yang diajukan oleh Thales masih berlaku, seperti pentingnya eksperimen, pengamatan, dan verifikasi dalam ilmu pengetahuan.

Seiring berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi, filosofi Thales menjadi pengingat bahwa sains dimulai dengan pertanyaan dasar tentang asal-usul alam semesta dan bagaimana segala sesuatu dapat dijelaskan tanpa bergantung pada mitos atau dogma. Pemikiran rasional dan ilmiah yang diletakkan oleh Thales tetap menjadi pijakan bagi dunia sains modern.

Warisan Pemikiran Thales

Thales dari Miletus bukan hanya seorang filsuf, tetapi juga pelopor dalam dunia sains yang telah meletakkan dasar bagi pemikiran rasional dan ilmiah. Filosofi air yang diajukan oleh Thales sebagai elemen dasar dari alam semesta tidak hanya menjadi pemikiran revolusioner pada zamannya, tetapi juga membuka jalan bagi filsuf-filsuf dan ilmuwan yang datang setelahnya. Warisan Thales tetap hidup dan relevan di dunia modern, menjadi dasar bagi perkembangan ilmu pengetahuan yang terus berkembang hingga saat ini.