Plato - Orang yang Bijak Berbicara Karena Mereka Memiliki Sesuatu untuk Dikatakan; Orang Bodoh …

Perdebatan Plato dan Kaum Sofis (ilustrasi)
Sumber :
  • Handoko/istimewa

Jakarta, WISATA - Ketika Plato, seorang filsuf besar dari Yunani Kuno, mengatakan bahwa “Orang yang bijak berbicara karena mereka memiliki sesuatu untuk dikatakan; orang bodoh berbicara karena mereka harus mengatakan sesuatu,” ia menyoroti esensi dari komunikasi yang bermakna. Di era di mana informasi membanjiri kita dari berbagai arah, pemikiran ini menjadi semakin relevan.

Apa Arti Kebijaksanaan dalam Berbicara?

Plato percaya bahwa kata-kata memiliki kekuatan yang luar biasa. Orang bijak tidak hanya berbicara untuk mengisi keheningan, tetapi mereka menyampaikan sesuatu yang bermakna dan bermanfaat. Di sisi lain, mereka yang kurang bijaksana sering kali berbicara hanya untuk memuaskan ego mereka atau untuk terlihat penting, meski tidak ada substansi di balik kata-kata mereka.

Dalam dunia modern, di mana media sosial memberikan platform bagi siapa saja untuk berbicara, nasihat Plato ini mengingatkan kita untuk selalu merenungkan kata-kata kita. Apakah yang kita katakan benar-benar bermanfaat? Atau hanya sekadar suara kosong yang menambah kebisingan?

Pentingnya Komunikasi Bermakna

Komunikasi yang bermakna adalah inti dari hubungan yang sehat, baik dalam konteks pribadi, profesional, maupun sosial. Orang bijak tahu kapan harus berbicara dan kapan harus mendengarkan. Mereka mengerti bahwa tidak semua momen membutuhkan komentar, dan bahwa sering kali, mendengarkan adalah bentuk kebijaksanaan yang paling kuat.

Sebagai contoh, dalam lingkungan kerja, seorang pemimpin yang bijak tidak selalu harus mendominasi diskusi. Sebaliknya, ia mendengarkan dengan seksama, menganalisis informasi, dan berbicara hanya ketika ia memiliki solusi atau wawasan yang nyata untuk ditawarkan. Ini membuat kata-katanya lebih berpengaruh.

Komunikasi di Era Digital

Di era digital, kita sering tergoda untuk memberikan pendapat tentang semua hal, bahkan yang tidak kita pahami sepenuhnya. Platform media sosial, dengan fitur “like” dan “share,” memperkuat dorongan ini. Plato mengingatkan kita bahwa berbicara tanpa makna bukan hanya membuang-buang waktu, tetapi juga dapat merugikan.

Masyarakat yang dipenuhi dengan kebisingan verbal bisa kehilangan kemampuan untuk membedakan informasi yang benar dari yang salah. Oleh karena itu, penting bagi kita untuk memilih kata-kata dengan hati-hati dan berbicara hanya ketika kita memiliki wawasan yang berguna.

Menjadi Bijak dalam Berbicara

Untuk menerapkan ajaran Plato, kita harus belajar berpikir sebelum berbicara. Kita bisa bertanya pada diri sendiri: Apakah ini benar? Apakah ini baik? Apakah ini bermanfaat? Jika jawaban atas ketiga pertanyaan ini adalah ya, maka berbicara menjadi sebuah tindakan bijak.

Selain itu, penting untuk menyadari bahwa diam bukan berarti lemah. Plato mengajarkan bahwa ada kekuatan dalam keheningan yang penuh makna. Orang bijak memahami kapan harus diam dan kapan harus berbicara, membuat kata-kata mereka lebih berharga.