Inilah Pandangan Socrates tentang Kematian dan Keabadian Jiwa

Suasana Penjara Socrates Jelang Hukuman Mati
Sumber :
  • Image Creator/Handoko

Jakarta, WISATA - Socrates, filsuf besar dari Athena, adalah salah satu tokoh yang pandangannya tentang kematian dan keabadian jiwa telah memberikan dampak mendalam dalam sejarah filsafat. Ajarannya, yang banyak diketahui melalui tulisan murid-muridnya seperti Plato dan Xenophon, memberikan wawasan tentang bagaimana ia memahami konsep kehidupan setelah kematian dan keberadaan jiwa yang abadi. Artikel ini akan membahas pandangan Socrates tentang kematian dan keabadian jiwa, serta bagaimana pemikirannya ini masih relevan hingga saat ini.

Konteks Filosofis Pandangan Socrates

Socrates hidup pada masa Yunani Kuno, di mana banyak filsuf mulai mempertanyakan makna kehidupan dan kematian. Dalam dialog-dialognya, terutama yang ditulis oleh Plato, Socrates sering berbicara tentang jiwa dan nasibnya setelah kematian. Pandangan ini tidak hanya mencerminkan keyakinannya yang mendalam, tetapi juga mempengaruhi banyak pemikiran filosofis dan teologis di masa mendatang.

Kematian sebagai Pembebasan Jiwa

Dalam dialog "Phaedo," Socrates menggambarkan kematian sebagai pembebasan jiwa dari tubuh. Menurutnya, tubuh sering kali menjadi penghalang bagi jiwa untuk mencapai pengetahuan sejati dan kebijaksanaan. Kematian, dalam pandangannya, adalah saat di mana jiwa dapat terlepas dari belenggu tubuh dan mencapai keadaan yang lebih murni dan lebih bijaksana.

Socrates percaya bahwa jiwa manusia adalah entitas yang abadi dan tidak akan binasa bersama tubuh. Ia berpendapat bahwa jiwa memiliki eksistensi yang terpisah dan independen dari tubuh, dan bahwa kematian hanya merupakan transisi dari satu bentuk eksistensi ke bentuk yang lain.

Argumen tentang Keabadian Jiwa