Paulo Freire: Ketika yang Tertindas Berubah Menjadi Penindas

"Pedagogy of the Oppressed" – Paulo Freire
"Pedagogy of the Oppressed" – Paulo Freire
Sumber :
  • Cuplikan layar

Dalam konteks pendidikan, hal ini tampak dalam sistem belajar yang meniru model otoriter. Seorang guru, yang dulunya mungkin mengalami ketertindasan dari sistem pendidikan yang kaku dan represif, ketika menjadi pengajar, bisa saja mengulang cara yang sama: menekan murid, melarang bertanya, menanamkan ketakutan, dan menuntut kepatuhan mutlak.

Alih-alih menciptakan ruang pembelajaran yang membebaskan dan dialogis, ia tanpa sadar menjadi bagian dari sistem penindasan baru.

Mengapa Ini Terjadi?

Freire percaya bahwa proses ini terjadi karena penindasan mencabut otonomi dan martabat manusia. Orang yang tertindas tidak hanya dirampas haknya, tetapi juga kehilangan rasa percaya diri, harga diri, dan visinya tentang dunia yang lebih baik. Dalam situasi seperti itu, meniru penindas tampak sebagai satu-satunya cara untuk mendapatkan kembali rasa kuasa dan kontrol atas hidup.

Namun, ini adalah jebakan. Karena jika pembebasan hanya berarti berganti posisi dari tertindas menjadi penindas, maka tidak ada perubahan sejati. Dunia akan tetap berjalan dalam lingkaran kekerasan, dominasi, dan ketidakadilan.

Pendidikan sebagai Jalan Kritis

Pendidikan, menurut Freire, harus menjadi ruang refleksi kritis yang membantu manusia keluar dari jebakan ini. Pendidikan yang membebaskan bukan hanya soal menambah pengetahuan, tetapi tentang memahami struktur penindasan dan bagaimana menghindari mengulangnya.