Hidup Adalah Sekarang: Menemukan Makna di Setiap Detik Kehidupan

Buku “The Power of Now” Karya Eckhart Tolle
Buku “The Power of Now” Karya Eckhart Tolle
Sumber :
  • Cuplikan layar

Jakarta, WISATA - Di tengah derasnya arus waktu dan kesibukan hidup modern, manusia kerap terjebak dalam dua kutub ekstrem: penyesalan akan masa lalu dan kekhawatiran terhadap masa depan. Kita menoleh ke belakang dengan rasa bersalah, atau menerawang ke depan dengan penuh cemas. Namun, sebagaimana dikatakan oleh Eckhart Tolle, "Life is now. There was never a time when your life was not now, nor will there ever be." Kutipan ini mengajak kita untuk merenung: hidup kita tidak pernah berlangsung di masa lalu atau masa depan—hidup hanya ada di saat ini.

Ilusi Waktu dan Perjalanan Pikiran

Pikiran manusia memiliki kecenderungan alami untuk mengembara. Saat sedang duduk tenang, tubuh kita memang ada di tempat itu, tetapi pikiran bisa saja berkelana ke masa lalu yang menyedihkan atau masa depan yang menakutkan. Kita menjadi tawanan dari narasi-narasi dalam kepala, kehilangan momen berharga yang terjadi saat ini.

Kita berkata, “Nanti kalau aku sudah sukses, aku akan bahagia,” atau “Andai dulu aku tidak mengambil keputusan itu, hidupku pasti lebih baik sekarang.” Kalimat-kalimat seperti itu menunjukkan bahwa kita hidup di luar realitas. Kita melewatkan kesempatan untuk benar-benar hadir dalam kehidupan kita sendiri.

Padahal, seluruh pengalaman hidup hanya bisa terjadi dalam satu titik waktu: sekarang. Masa lalu hanyalah ingatan, dan masa depan hanyalah proyeksi. Keduanya tak nyata seperti saat ini.

Sains Mendukung Kehadiran Penuh (Mindfulness)

Berbagai penelitian dalam psikologi dan neurosains mendukung pentingnya hadir di saat ini. Praktik mindfulness, atau kesadaran penuh terhadap momen kini, terbukti dapat mengurangi stres, meningkatkan kesehatan mental, dan memperkuat fungsi otak.