“We Are All Fools in Love”: Ketika Cinta Membuat Kita Kehilangan Akal Sehat

Pride and Prejudice, Jane Austen
Pride and Prejudice, Jane Austen
Sumber :
  • Cuplikan layar

Jakarta, WISATA – Dalam dunia sastra klasik, Jane Austen dikenal sebagai penulis yang piawai menggambarkan dinamika cinta dan masyarakat Inggris pada abad ke-19. Salah satu kutipan terkenalnya dalam novel Pride and Prejudice adalah:

“We are all fools in love.”

Kutipan ini, yang diucapkan oleh karakter Charlotte Lucas, menggambarkan betapa cinta dapat membuat seseorang bertindak di luar nalar. Meskipun terdengar sederhana, kalimat ini menyimpan makna mendalam tentang sifat manusia dalam menghadapi perasaan cinta.

Cinta dan Kebodohan: Sebuah Realitas Universal

Jane Austen, melalui karakter-karakternya, sering kali menyoroti bagaimana cinta dapat mempengaruhi keputusan dan perilaku seseorang. Dalam Pride and Prejudice, hubungan antara Elizabeth Bennet dan Mr. Darcy menunjukkan bagaimana prasangka dan kesombongan dapat menghalangi perasaan cinta yang tulus. Namun, seiring berjalannya waktu, keduanya menyadari kesalahan mereka dan belajar untuk saling memahami .

Kutipan “We are all fools in love” mencerminkan kenyataan bahwa ketika jatuh cinta, seseorang bisa saja mengabaikan logika dan bertindak berdasarkan emosi semata. Hal ini menunjukkan bahwa cinta, meskipun indah, dapat membuat seseorang menjadi "bodoh" dalam arti kehilangan akal sehatnya.

Relevansi di Era Modern