Awas Hacker!, Sektor Indonesia Rentan Terhadap Ransomware, Temuan Terbaru dari Unit 42
- tvonews.com
Malang, WISATA - Unit 42 dari Palo Alto Networks baru-baru ini merilis laporan keamanan siber yang mengungkapkan fakta mengejutkan terkait serangan ransomware di Indonesia. Dalam laporan yang berjudul "Ransomware Retrospective 2024: Unit 42 Leak Site Analysis dan 2024 Incident Response Report", mereka menyoroti tren dan temuan terbaru terkait keamanan siber di tanah air.
Salah satu aspek yang disoroti dalam laporan tersebut adalah fenomena "leak sites", yaitu platform di mana para penjahat siber mengungkapkan data yang mereka curi sebagai cara untuk memeras korban. Dalam investigasi mereka, Unit 42 menyelidiki lebih dari 3.998 postingan di berbagai leak sites yang berasal dari kelompok ransomware.
Menariknya, meskipun tingkat taktik pemerasan seperti intimidasi dan lainnya cenderung stabil dalam beberapa tahun terakhir, terjadi lonjakan yang signifikan dalam tingkat taktik pemerasan dengan intimidasi pada beberapa kasus di mana transaksi pembayaran dilakukan.
Menanggapi hal ini, Adi Rusli, Country Manager Palo Alto Networks untuk Indonesia, menyatakan bahwa permintaan tebusan yang tinggi tidak selalu diikuti oleh pembayaran yang setara. Bahkan, rata-rata pembayaran menurun secara signifikan, kemungkinan disebabkan oleh adanya tim Penanggulangan Insiden yang terlibat dalam negosiasi.
Dalam konteks Indonesia, sektor industri Ritel/Grosir, Transportasi dan Logistik, serta Utilitas dan Energi menjadi sasaran utama serangan ransomware pada tahun 2023. Kelompok ransomware Lockbit 3.0 menjadi yang paling aktif secara global, tetapi di Indonesia, ALPHV (BlackCat) mendominasi.
Adi juga mencatat peningkatan minat kelompok ransomware pada sektor ritel, sejalan dengan tren digitalisasi yang semakin meningkat di Indonesia. Namun, ia menekankan bahwa tidak ada industri yang kebal terhadap serangan ransomware, dan penting bagi semua sektor untuk meningkatkan keamanan siber mereka.
Dengan temuan ini, Unit 42 berharap agar pemerintah dan perusahaan di Indonesia lebih waspada dan proaktif dalam melindungi infrastruktur digital mereka dari ancaman ransomware yang semakin meningkat.