Bencana Alam Melanda Salem, Desa Citimbang Terisolir, Solidaritas Masyarakat Lokal Bermunculan

Brebes, WISATA - Hujan deras yang mengguyur wilayah Kecamatan Salem pada Minggu (25/2) sore hingga malam hari menyebabkan beberapa titik bencana alam. Empat desa terdampak signifikan, yaitu Desa Gandoang, Desa Kadumanis, Desa Citimbang, dan Desa Ciputih. Tiga dari desa tersebut, Gandoang, Kadumanis, dan Citimbang terisolir total karena akses jalan terputus akibat longsor dan jembatan hanyut.

Desa Citimbang menjadi salah satu desa yang mengalami kerusakan paling parah. Jalan kabupaten yang menghubungkan desa Citimbang dengan Gunung Sugih putus total akibat longsor puluhan hektar. Bentang jalan aspal sepanjang 150-200 meter terbawa longsor, dan badan jalan harus dibangun baru dengan cara memutar. Kerugian akibat longsor ini belum dapat dihitung, karena longsor juga merusak areal pesawahan terasering seluas puluhan hektar.

Akibat putusnya jalan, Desa Citimbang terisolir total. Fuad, Sekretaris Desa Citimbang, mengatakan bahwa desa sudah tiga malam gelap gulita karena tiang-tiang listrik ikut terbawa longsor. Alat komunikasi pun tidak dapat digunakan karena tidak ada listrik untuk mengisi daya. Suplai bahan pokok semakin menipis, sehingga warga terdampak sangat menderita.

Solidaritas Masyarakat Lokal Bermunculan

Di tengah situasi sulit ini, solidaritas masyarakat lokal bermunculan. Relawan dan komunitas masyarakat bahu membahu membantu meringankan beban warga terdampak. Kelompok relawan seperti Bangbara, Bagana, Banser, Batara, dan Nalaktak turun tangan mengumpulkan dan menyalurkan bantuan ke lokasi-lokasi terpencil.

Para relawan menerjang medan yang cukup berat, mengantarkan kebutuhan pokok seperti sembako, mie instan, dan air mineral menggunakan sepeda motor. Mereka juga membangun jalan serta jembatan darurat agar akses jalan bisa dilalui, terutama untuk keperluan anak-anak sekolah dan orang sakit.

Di beberapa Grup Whatsapp, tampak para tokoh masyarakat dan agama saling mendukung, mengumpulkan bantuan untuk mengatasi keadaan darurat. Pengumpulan bantuan juga dilakukan di beberapa lokasi di luar daerah terdampak.

Komandan Relawan tak henti-hentinya melaporkan kondisi terbaru di lapangan serta menyemangati para relawan. Komandan Relawan Bangbara, Wartono, misalnya, setiap jam melaporkan capaian relawan di lapangan dan kondisi terkini.

Bencana alam ini menunjukkan pentingnya mitigasi bencana di wilayah rawan longsor dan banjir. Pemerintah daerah perlu melakukan langkah-langkah preventif untuk meminimalisir dampak bencana alam di masa depan.