Mengenal Jenis Demensia dan Ciri-Cirinya: Panduan Lengkap untuk Masyarakat dan Keluarga

Ilustrasi penderita demensia
Ilustrasi penderita demensia
Sumber :
  • pixabay

Jakarta, WISATADemensia merupakan kondisi medis yang ditandai dengan penurunan fungsi kognitif yang signifikan, memengaruhi kemampuan berpikir, ingatan, dan pengambilan keputusan. Penyakit ini tidak hanya berdampak pada kualitas hidup penderita, tetapi juga menimbulkan tantangan besar bagi keluarga dan pengasuh. Meski demensia belum dapat disembuhkan, memahami jenis dan ciri-cirinya sangat penting agar dapat dikenali sejak dini dan mendapatkan perawatan yang sesuai.

Artikel ini akan membahas secara mendalam beberapa jenis demensia beserta ciri-cirinya, sehingga Anda dapat lebih mudah mengenali gejala dan mendapatkan bantuan medis yang tepat.

1. Demensia Alzheimer

Demensia Alzheimer adalah jenis yang paling umum dan biasanya berkembang secara perlahan. Penyakit ini menyebabkan penurunan memori dan fungsi kognitif secara progresif, serta perubahan perilaku yang semakin tampak seiring berjalannya waktu.

Ciri-ciri Demensia Alzheimer:

  • Gangguan Memori: Penderita mengalami kesulitan mengingat informasi baru atau kejadian terkini. Misalnya, mereka mungkin lupa percakapan yang baru saja berlangsung atau janji yang telah dibuat.
  • Disorientasi: Kebingungan mengenai waktu, tempat, dan identitas orang-orang di sekitar. Penderita dapat lupa di mana mereka berada atau tidak mengenali orang-orang terdekat.
  • Kesulitan Berbicara atau Menulis: Mereka mungkin mengalami kesulitan menemukan kata-kata yang tepat, mengulang kalimat, atau berbicara dengan lancar.
  • Perubahan Perilaku dan Kepribadian: Penderita bisa menjadi lebih mudah marah, cemas, atau depresi. Perubahan ini sering kali disertai dengan kehilangan minat terhadap kegiatan yang sebelumnya mereka nikmati.
  • Kesulitan dalam Pengambilan Keputusan: Mengelola tugas sehari-hari menjadi sulit karena kemampuan berpikir dan mengambil keputusan menurun.

Penyebab:

Demensia Alzheimer diakibatkan oleh kerusakan sel-sel otak, yang terjadi akibat pembentukan plak dan kusut protein (amyloid dan tau). Kerusakan ini mengganggu komunikasi antar sel saraf, sehingga fungsi otak menurun secara bertahap.

2. Demensia Vaskular

Demensia vaskular disebabkan oleh gangguan aliran darah ke otak. Hal ini bisa terjadi akibat stroke atau penyumbatan pembuluh darah, yang mengurangi pasokan oksigen ke sel-sel otak.

Ciri-ciri Demensia Vaskular:

  • Penurunan Memori Secara Bertahap: Gejala penurunan memori muncul secara tiba-tiba, terutama setelah terjadinya stroke kecil atau masalah pembuluh darah lainnya.
  • Gangguan Perencanaan dan Pengambilan Keputusan: Penderita sering mengalami kesulitan dalam mengatur jadwal dan membuat keputusan, sehingga tugas-tugas sehari-hari menjadi sulit diselesaikan.
  • Kesulitan Berbicara: Penderita mungkin berbicara dengan pelan atau menggunakan kata-kata yang tidak tepat karena gangguan dalam proses berpikir.
  • Gangguan Gerakan dan Keseimbangan: Kesulitan dalam berjalan atau mempertahankan keseimbangan menjadi gejala umum, mengingat pasokan oksigen ke otak yang terganggu juga memengaruhi fungsi motorik.
  • Perubahan Emosi Mendalam: Penderita sering mengalami depresi, kecemasan, atau perubahan suasana hati secara tiba-tiba.

Penyebab:

Demensia vaskular terjadi akibat kerusakan pada pembuluh darah otak yang disebabkan oleh stroke, hipertensi, atau diabetes. Gangguan pasokan darah mengakibatkan sel-sel otak kekurangan oksigen sehingga fungsinya menurun secara cepat.

3. Demensia Lewy Body

Demensia Lewy Body disebabkan oleh pembentukan deposit protein yang disebut badan Lewy di dalam sel-sel otak. Jenis demensia ini lebih umum terjadi pada orang lanjut usia dan dapat menyebabkan gangguan kognitif serta masalah motorik yang mirip dengan gejala penyakit Parkinson.

Ciri-ciri Demensia Lewy Body:

  • Gejala Parkinsonisme: Penderita sering menunjukkan gejala seperti tremor, kekakuan otot, dan kesulitan bergerak.
  • Halusinasi Visual: Sering kali, penderita mengalami halusinasi, di mana mereka melihat orang atau objek yang tidak nyata.
  • Kesulitan Berpikir dan Berfokus: Proses berpikir menjadi lebih lambat, dengan penurunan kemampuan kognitif yang progresif.
  • Perubahan Perilaku dan Suasana Hati: Perubahan yang cepat pada suasana hati, kecemasan, atau depresi parah dapat muncul secara tiba-tiba.
  • Masalah Tidur: Gangguan tidur seperti aktivitas fisik yang terjadi saat tidur, bicara dalam tidur, atau mimpi yang sangat hidup menjadi keluhan umum.

Penyebab:

Penyebab utama demensia Lewy Body adalah penumpukan protein alpha-synuclein yang membentuk badan Lewy, mengganggu fungsi normal otak dan menimbulkan berbagai gejala motorik serta kognitif.

4. Demensia Frontotemporal (FTD)

Demensia Frontotemporal adalah jenis demensia yang terjadi akibat kerusakan pada lobus frontal dan temporal otak. Penyakit ini sering muncul pada usia lebih muda, sebelum usia 65 tahun, dan memiliki ciri khas berupa perubahan drastis dalam kepribadian dan perilaku.

Ciri-ciri Demensia Frontotemporal:

  • Perubahan Perilaku yang Drastis: Penderita bisa menjadi impulsif, tidak sensitif terhadap perasaan orang lain, atau melakukan perilaku yang tidak sesuai dengan norma sosial.
  • Kesulitan Berbicara: Gangguan dalam kemampuan berbicara dan memahami bahasa menjadi gejala penting. Penderita mungkin kesulitan menemukan kata-kata atau berbicara secara lancar.
  • Kehilangan Empati: Penurunan empati dan ketidakpedulian terhadap kebutuhan orang lain sering kali muncul pada penderita FTD.
  • Perubahan dalam Kebiasaan Makan: Beberapa penderita menunjukkan peningkatan selera makan, bahkan terkadang makan secara berlebihan atau mengonsumsi makanan yang tidak biasa.
  • Gangguan Eksekutif: Masalah dalam perencanaan, pengorganisasian, dan pengambilan keputusan juga menjadi ciri khas dari FTD.

Penyebab:

Demensia Frontotemporal biasanya berkaitan dengan kelainan genetik atau mutasi gen yang menyebabkan kerusakan pada lobus frontal dan temporal otak. Hal ini mengakibatkan perubahan drastis dalam perilaku dan fungsi bahasa.

5. Demensia Campuran

Demensia campuran terjadi ketika seorang penderita mengalami lebih dari satu jenis demensia secara bersamaan, yang paling umum adalah kombinasi antara Alzheimer dan demensia vaskular. Kondisi ini membuat gejala penurunan fungsi kognitif menjadi lebih kompleks dan bervariasi.

Ciri-ciri Demensia Campuran:

  • Gejala Alzheimer: Penderita mengalami gangguan memori yang parah dan penurunan kemampuan kognitif secara progresif.
  • Gejala Vaskular: Terjadinya penurunan kognitif yang mendadak setelah masalah pembuluh darah, seperti stroke, serta kesulitan dalam pengambilan keputusan dan gerakan.\n- Gejala Lain: Tergantung pada interaksi dari beberapa penyebab, penderita dapat menampilkan berbagai gejala yang mencakup aspek kognitif, perilaku, dan motorik.

Penyebab:

Penyebab demensia campuran adalah gabungan dari kerusakan otak akibat Alzheimer dan gangguan pada pembuluh darah. Kondisi ini menunjukkan bahwa berbagai faktor dapat saling berinteraksi dan memperburuk penurunan fungsi otak.

6. Demensia Alzheimer pada Usia Muda (Early-Onset Alzheimer’s)

Meski Alzheimer biasanya muncul pada usia lanjut, terdapat juga kasus Alzheimer yang terjadi pada usia di bawah 65 tahun. Jenis ini dikenal sebagai Demensia Alzheimer pada Usia Muda.

Ciri-ciri Demensia Alzheimer pada Usia Muda:

  • Kehilangan Memori yang Cepat: Penderita mengalami penurunan memori dan kebingungan secara cepat, bahkan pada usia yang relatif muda.
  • Kesulitan Melakukan Tugas Sehari-hari: Mengatur jadwal atau menyelesaikan pekerjaan yang sebelumnya dianggap mudah menjadi tantangan besar.
  • Perubahan Suasana Hati dan Kepribadian: Penderita dapat menunjukkan perubahan emosi yang drastis, seperti mudah marah, cemas, atau mengalami depresi yang mendalam.

Penyebab:

Kejadian Alzheimer pada usia muda umumnya disebabkan oleh faktor genetik atau mutasi gen tertentu. Meskipun faktor lingkungan dan gaya hidup juga dapat berkontribusi, peran genetika pada jenis Alzheimer ini cenderung lebih dominan.

Kesimpulan

Setiap jenis demensia memiliki karakteristik, penyebab, dan perkembangan yang berbeda. Dengan memahami ciri-ciri spesifik dari masing-masing jenis, keluarga dan tenaga medis dapat lebih mudah mengenali tanda-tanda awal dan melakukan intervensi secepat mungkin. Walaupun demensia belum dapat disembuhkan, pendekatan yang tepat—mulai dari pengobatan medis, terapi non-obat, hingga perubahan gaya hidup—dapat membantu memperlambat progresi penyakit dan meningkatkan kualitas hidup penderita.

Penting bagi setiap individu yang mengalami gejala demensia, atau keluarga yang melihat perubahan perilaku pada orang terdekatnya, untuk segera berkonsultasi dengan profesional medis guna mendapatkan diagnosis dan penanganan yang tepat. Edukasi dan pemahaman yang mendalam tentang demensia juga dapat mengurangi stigma dan membantu masyarakat dalam menciptakan lingkungan yang lebih inklusif serta suportif bagi penderita.