BRICS dan OECD: Dua Poros Kekuatan Ekonomi Dunia yang Semakin Dinamis

KTT BRICS
Sumber :
  • IG/sugiono_56

Di sisi lain, OECD tetap menjadi pusat inovasi teknologi. Anggotanya mendominasi pengembangan kecerdasan buatan (AI), energi bersih, dan infrastruktur digital. Misalnya, laporan OECD Digital Economy Outlook 2024 menunjukkan bahwa negara-negara OECD menyumbang lebih dari 70% investasi global dalam teknologi AI.

Dinamika Kompetisi dan Kerja Sama

Meskipun sering kali dianggap sebagai blok yang saling bersaing, BRICS dan OECD sebenarnya memiliki banyak kesamaan kepentingan. Beberapa anggota BRICS, seperti India dan Afrika Selatan, menjalin kerja sama yang erat dengan negara-negara OECD dalam bidang teknologi, pendidikan, dan perdagangan.

Namun, persaingan tetap ada, terutama dalam penguasaan teknologi dan geopolitik. Inisiatif dedolarisasi yang didorong oleh BRICS, misalnya, dipandang sebagai ancaman terhadap dominasi ekonomi yang didukung oleh OECD. Di sisi lain, upaya OECD untuk menetapkan standar global sering kali dianggap terlalu menguntungkan negara maju dan mengesampingkan kebutuhan negara berkembang.

Bagaimana Posisi Indonesia?

Indonesia, sebagai negara dengan ekonomi terbesar di Asia Tenggara, berada di posisi strategis di tengah persaingan ini. Tidak tergabung dalam BRICS maupun OECD, Indonesia memiliki kebebasan untuk menjalin kerja sama dengan kedua blok sesuai dengan kepentingan nasional.

Dalam beberapa tahun terakhir, Indonesia menunjukkan minat untuk terlibat lebih jauh dengan BRICS. Hal ini terlihat dari dukungan Indonesia terhadap inisiatif-inisiatif yang didanai oleh New Development Bank (NDB), seperti proyek infrastruktur dan energi terbarukan.