Wawancara Eksklusif dengan Dr. Adhiguna Mahendra: Artificial Intelligence, Motor Penggerak Transformasi Digital Indonesi

Adhiguna Mahendra
Sumber :
  • Handoko/Istimewa

Jakarta, WISATA - Dalam beberapa dekade terakhir, Artificial Intelligence telah menjadi salah satu teknologi paling transformatif di dunia. Menurut Dr. Adhiguna, AI bukan sekadar alat untuk meningkatkan efisiensi, tetapi juga sebuah revolusi yang mampu mengubah cara kita bekerja, belajar, dan hidup.

“AI adalah motor penggerak utama dalam transformasi digital. Dengan kemampuan analisis data yang mendalam, AI dapat memberikan wawasan yang sebelumnya tidak mungkin didapatkan secara manual,” jelasnya. Teknologi ini memainkan peran penting di berbagai sektor, mulai dari pemerintahan, pendidikan, hingga industri kreatif, menjadikannya elemen yang sangat diperlukan untuk mewujudkan visi Asta Cita.

Big Data: Fondasi Kecerdasan Buatan

Big Data adalah inti dari semua inovasi berbasis AI. Data yang dikumpulkan dari berbagai sumber, seperti sensor IoT, media sosial, dan sistem pemerintah, memungkinkan AI untuk memahami pola dan memberikan rekomendasi berbasis bukti.

“Big Data adalah bahan bakar yang menggerakkan mesin AI. Tanpa data yang cukup, AI tidak akan dapat memberikan hasil yang relevan atau akurat,” ujar Dr. Adhiguna. Sebagai contoh, pemerintah Indonesia telah menggunakan Big Data untuk mengelola distribusi bantuan sosial selama pandemi COVID-19. Dengan analisis data yang mendalam, pemerintah dapat memastikan bahwa bantuan mencapai penerima yang tepat, mengurangi inefisiensi, dan meminimalkan penyalahgunaan.

Namun, tantangan besar masih ada. Salah satunya adalah validitas dan kualitas data. Dr. Adhiguna menekankan bahwa data yang digunakan oleh AI harus memenuhi standar tertentu untuk memastikan keakuratan hasil analisisnya. “Kita perlu membangun sistem yang memastikan data yang dikumpulkan tidak hanya banyak, tetapi juga berkualitas tinggi dan sesuai dengan kebutuhan,” katanya.

Deep Learning: Menciptakan Sistem yang Memahami

Deep Learning adalah cabang dari Machine Learning yang memungkinkan AI untuk memahami dan memproses data yang sangat kompleks. Dengan menggunakan jaringan saraf tiruan yang meniru cara kerja otak manusia, Deep Learning memungkinkan AI untuk membuat prediksi yang lebih akurat dan relevan.

“Deep Learning adalah inti dari kemampuan AI untuk mempelajari pola dari data besar. Teknologi ini memungkinkan kita untuk mengotomatisasi tugas-tugas kompleks, seperti pengenalan wajah, analisis suara, hingga penerjemahan bahasa secara real-time,” jelas Dr. Adhiguna.

Dalam konteks Indonesia, Deep Learning dapat digunakan untuk mendukung berbagai inisiatif nasional. Misalnya, dalam sektor pendidikan, teknologi ini dapat digunakan untuk menciptakan sistem pembelajaran adaptif yang menyesuaikan kurikulum dengan kebutuhan individu siswa. Sementara itu, dalam sektor kesehatan, Deep Learning memungkinkan analisis data medis untuk mendeteksi penyakit lebih awal, meningkatkan efektivitas diagnosis, dan memberikan rekomendasi pengobatan yang lebih tepat.

Generative AI: Membuka Era Kreativitas Baru

Salah satu inovasi terbaru dalam AI adalah Generative AI, yang memungkinkan mesin untuk menciptakan konten baru berdasarkan data yang telah dipelajarinya. Teknologi ini telah digunakan dalam berbagai aplikasi, mulai dari pembuatan teks dan gambar hingga simulasi virtual.

“Generative AI membuka era baru dalam kreativitas. Teknologi ini dapat membantu kita menciptakan konten edukasi yang lebih interaktif, materi pemasaran yang menarik, bahkan simulasi yang mendalam untuk perencanaan infrastruktur,” kata Dr. Adhiguna.

Sebagai contoh, Generative AI dapat digunakan untuk membuat materi edukasi berbasis video yang dirancang khusus untuk siswa di daerah terpencil. Dengan teknologi ini, pemerintah dapat menjembatani kesenjangan pendidikan dan memberikan akses yang lebih luas kepada masyarakat. Selain itu, dalam industri kreatif, Generative AI dapat membantu seniman dan desainer menciptakan karya yang lebih inovatif dengan efisiensi tinggi.

Etika dan Tata Kelola AI: Menjaga Jati Diri Bangsa

Meskipun AI menawarkan banyak peluang, Dr. Adhiguna mengingatkan bahwa teknologi ini juga membawa tantangan, terutama dalam hal etika dan tata kelola. “AI adalah alat yang luar biasa, tetapi jika tidak dikelola dengan baik, ia dapat menciptakan tatanan moral baru yang mengancam nilai-nilai spiritual dan budaya kita,” ujarnya.

Ia menekankan pentingnya regulasi yang jelas dan berlandaskan nilai-nilai bangsa. “Riset dan implementasi AI harus didasarkan pada prinsip-prinsip etika yang kuat. Teknologi ini harus digunakan untuk memperkuat, bukan melemahkan, jati diri bangsa,” tambahnya.

Generative AI, misalnya, dapat digunakan untuk melestarikan budaya lokal dengan menciptakan materi edukasi tentang tradisi dan bahasa daerah. Namun, tanpa pengawasan yang memadai, teknologi ini juga dapat disalahgunakan untuk menyebarkan informasi yang salah atau merusak nilai-nilai sosial.

AI dalam Mendukung Pencapaian Asta Cita

Dr. Adhiguna menegaskan bahwa AI adalah elemen kunci dalam mendukung pencapaian Asta Cita. Dengan menggunakan Big Data, Deep Learning, dan Generative AI, Indonesia dapat mempercepat transformasi di berbagai sektor.

Dalam bidang pemerintahan, AI dapat digunakan untuk meningkatkan efisiensi layanan publik melalui sistem otomatisasi. Di sektor industri, teknologi ini dapat membantu meningkatkan produktivitas dengan mengoptimalkan proses manufaktur. Sementara itu, dalam pendidikan, AI memungkinkan personalisasi pembelajaran yang lebih efektif.

Namun, untuk mencapai potensi penuh AI, Dr. Adhiguna menekankan perlunya investasi besar dalam infrastruktur digital dan pengembangan sumber daya manusia. “Kita harus memastikan bahwa setiap orang memiliki akses ke teknologi ini, dan bahwa mereka memahami cara menggunakannya untuk kebaikan bersama,” katanya.

AI untuk Masa Depan Indonesia

Artificial Intelligence adalah motor penggerak transformasi digital yang memiliki potensi besar untuk menciptakan Indonesia yang lebih maju, inklusif, dan berdaya saing global. Namun, seperti yang diingatkan oleh Dr. Adhiguna, teknologi ini harus dikelola dengan hati-hati dan berlandaskan nilai-nilai etika serta spiritual bangsa.

“Kita memiliki peluang besar untuk memanfaatkan AI sebagai alat untuk membangun bangsa. Tantangannya adalah bagaimana kita mengelolanya dengan cara yang tidak hanya mencerminkan inovasi tetapi juga menghormati jati diri kita sebagai bangsa,” tutupnya.