Harapan Besar bagi UMKM pada Maman Abdurahman di Bawah Kabinet Baru Presiden Prabowo Subianto
- golkarindonesia..com
Jakarta, WISATA - Pada Minggu, 20 Oktober 2024, suasana khidmat menyelimuti Gedung Nusantara di Kompleks DPR/MPR, Senayan, Jakarta Pusat. Ribuan mata, termasuk perwakilan dari 19 negara dan 15 utusan khusus, menyaksikan secara langsung pelantikan Prabowo Subianto sebagai Presiden Republik Indonesia periode 2024-2029. Momen bersejarah ini disertai dengan pidato pelantikan yang penuh semangat kebangsaan, di mana Prabowo menegaskan komitmennya untuk membawa Indonesia ke arah yang lebih baik dalam lima tahun mendatang.
Setelah prosesi pelantikan selesai, perhatian publik beralih ke pengumuman susunan kabinet yang akan mendampingi Prabowo selama masa jabatannya. Pada malam hari yang sama, Presiden Prabowo secara resmi mengumumkan susunan kabinet yang diberi nama Kabinet Merah Putih. Salah satu posisi strategis yang menarik perhatian adalah Kementerian Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM), yang kini dipimpin oleh Maman Abdurahman, seorang politisi Golkar. Maman akan didampingi oleh Helvi Yuni Moraza sebagai Wakil Menteri UMKM.
Harapan Besar bagi UMKM di Bawah Kabinet Baru
Dalam beberapa tahun terakhir, sektor UMKM dan koperasi di Indonesia mengalami berbagai tantangan, terutama dengan perkembangan pesat digitalisasi yang mengubah lanskap ekonomi. Sebagai soko guru ekonomi nasional, UMKM diharapkan mampu bertahan dan berkembang di tengah disrupsi tersebut. Pelantikan Prabowo dan pengumuman Kabinet Merah Putih membuka harapan baru bagi para pelaku UMKM, yang menanti kebijakan-kebijakan yang lebih proaktif dari pemerintah untuk mendukung sektor ini.
Dr. Daduk Merdika Mansur, seorang akademisi yang aktif di bidang ekonomi, menyampaikan pandangannya terkait harapan bagi sektor UMKM di bawah pemerintahan baru. "Harapan untuk kabinet pemerintah yang baru berkaitan dengan UMKM dan koperasi adalah agar pemerintah benar-benar menjaga, mengamankan, dan mengembangkan UMKM serta koperasi sebagai pilar utama ekonomi nasional. Saat ini, sektor ini menghadapi tantangan besar dalam era digitalisasi, sehingga diperlukan langkah-langkah strategis untuk mengatasinya," ujar Daduk dalam wawancaranya.
Tidak hanya dari dalam negeri, pelaku UMKM di luar negeri juga turut memberikan pandangannya. Syarief Thalib, seorang warga negara Indonesia (WNI) yang tinggal di Selandia Baru, berbagi harapannya terhadap masa depan UMKM Indonesia. Menurut Syarief, penting bagi UMKM untuk lebih terlibat dalam event-event internasional guna memperluas pasar, membangun jaringan, dan memahami tren global. "Di bawah pemerintahan baru, saya berharap koperasi dan UMKM semakin profesional dan kompetitif. Partisipasi di event internasional sangat penting untuk memperluas pasar, membangun jaringan, dan memahami tren global. Kolaborasi dengan diaspora Indonesia juga menjadi kunci untuk membuka peluang ekspor. Sertifikasi yang jelas akan membantu produk UMKM bersaing di pasar internasional," tutur Syarief.
Tantangan Era Digitalisasi bagi UMKM
Era digitalisasi membawa banyak keuntungan, tetapi di sisi lain, juga menimbulkan tantangan yang signifikan bagi sektor UMKM. Salah satu tantangan terbesar adalah adaptasi terhadap teknologi digital yang semakin mendominasi hampir semua aspek ekonomi, termasuk perdagangan, pemasaran, hingga manajemen. Banyak pelaku UMKM, terutama yang berada di daerah terpencil atau memiliki akses terbatas terhadap teknologi, kesulitan mengikuti perkembangan ini. Oleh karena itu, dukungan dari pemerintah dalam bentuk pelatihan digital, peningkatan akses internet, dan program-program edukatif menjadi sangat krusial.
Dalam beberapa tahun terakhir, pemerintah telah meluncurkan berbagai inisiatif untuk mendukung digitalisasi UMKM, seperti program UMKM Go Digital. Program ini bertujuan untuk membantu pelaku usaha kecil menengah memasuki pasar digital melalui platform e-commerce, media sosial, dan aplikasi digital lainnya. Namun, tantangan tidak berhenti di situ. Persaingan yang semakin ketat, baik di tingkat domestik maupun internasional, menuntut pelaku UMKM untuk terus berinovasi dan meningkatkan kualitas produk mereka.
Data dari Kementerian Koperasi dan UMKM menunjukkan bahwa pada tahun 2023, sektor UMKM menyumbang sekitar 60,5% dari total Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia, dengan lebih dari 64 juta UMKM tersebar di seluruh nusantara. Meski angka ini cukup besar, kontribusi UMKM di pasar internasional masih tergolong rendah. Salah satu penyebabnya adalah minimnya sertifikasi produk dan kurangnya pemahaman akan standar global yang diperlukan untuk bersaing di pasar luar negeri.
Fokus Kabinet Baru pada UMKM
Sebagai menteri baru yang akan memimpin Kementerian UMKM, Maman Abdurahman menghadapi tugas besar dalam meningkatkan daya saing sektor ini. Pemerintah, melalui Kabinet Merah Putih, diharapkan untuk fokus pada beberapa area strategis yang dapat mendukung pertumbuhan UMKM, termasuk akses pembiayaan, digitalisasi, serta perluasan akses pasar baik di dalam maupun luar negeri.
Salah satu inisiatif yang diharapkan dapat diteruskan dan diperkuat oleh Maman Abdurahman adalah kemudahan akses pembiayaan bagi UMKM, terutama bagi usaha kecil dan mikro yang sering kali sulit mendapatkan modal. Program seperti Kredit Usaha Rakyat (KUR) telah terbukti membantu ribuan pelaku UMKM untuk mendapatkan modal dengan bunga rendah. Namun, akses terhadap program ini perlu diperluas, terutama bagi UMKM di daerah-daerah terpencil yang sering kali kurang mendapatkan perhatian.
Di sisi lain, Helvi Yuni Moraza sebagai Wakil Menteri UMKM diharapkan membawa perspektif baru dalam meningkatkan partisipasi UMKM di pasar internasional. Helvi, yang memiliki latar belakang pengalaman internasional, diharapkan mampu memperkuat kolaborasi antara pelaku UMKM di Indonesia dengan diaspora Indonesia di berbagai negara. Kolaborasi ini dinilai sangat penting, mengingat diaspora Indonesia sering kali memiliki jaringan luas yang dapat dimanfaatkan untuk memperluas pasar produk UMKM.
Kolaborasi dengan Diaspora dan Partisipasi di Event Internasional
Salah satu strategi yang diharapkan dapat mempercepat perkembangan UMKM adalah peningkatan kolaborasi dengan diaspora Indonesia. Diaspora, yang tersebar di berbagai negara, memiliki potensi besar dalam memperluas jaringan pasar dan membantu UMKM untuk menembus pasar internasional. Sebagai contoh, banyak produk-produk UMKM Indonesia yang memiliki potensi besar untuk diekspor, namun terkendala oleh kurangnya akses pasar dan sertifikasi.
Dengan melibatkan diaspora, produk-produk UMKM dapat lebih mudah diperkenalkan di luar negeri. Selain itu, partisipasi dalam event internasional seperti pameran dagang dan forum bisnis global menjadi salah satu cara efektif untuk membangun jejaring dan mendapatkan pengetahuan tentang tren pasar internasional.
Pada tahun 2024, pemerintah Indonesia berencana untuk mengikutsertakan lebih banyak pelaku UMKM dalam pameran dagang internasional, terutama di sektor-sektor yang memiliki potensi ekspor tinggi, seperti produk kerajinan tangan, makanan olahan, serta produk tekstil. Sertifikasi produk menjadi salah satu kunci keberhasilan UMKM di pasar global. Produk yang telah mendapatkan sertifikasi, baik dari sisi kualitas maupun keamanan, akan memiliki daya saing yang lebih tinggi di pasar internasional.
Menuju Masa Depan UMKM yang Lebih Cerah
Pelantikan Prabowo Subianto sebagai Presiden Republik Indonesia periode 2024-2029 memberikan harapan baru bagi sektor UMKM di Indonesia. Dengan dukungan penuh dari Kabinet Merah Putih yang dipimpin oleh Maman Abdurahman dan Helvi Yuni Moraza di Kementerian UMKM, para pelaku usaha kecil dan menengah berharap akan ada kebijakan-kebijakan yang lebih mendukung pengembangan sektor ini, terutama di tengah tantangan digitalisasi.
Harapan besar juga datang dari pelaku UMKM di luar negeri, seperti Syarief Thalib, yang menekankan pentingnya partisipasi UMKM di event internasional dan kolaborasi dengan diaspora Indonesia untuk membuka peluang ekspor. Dengan kebijakan yang tepat, sektor UMKM diharapkan dapat tumbuh lebih kuat dan kompetitif di tingkat global, serta terus menjadi pilar utama perekonomian Indonesia.