Harapan Besar bagi UMKM pada Maman Abdurahman di Bawah Kabinet Baru Presiden Prabowo Subianto
- golkarindonesia..com
Era digitalisasi membawa banyak keuntungan, tetapi di sisi lain, juga menimbulkan tantangan yang signifikan bagi sektor UMKM. Salah satu tantangan terbesar adalah adaptasi terhadap teknologi digital yang semakin mendominasi hampir semua aspek ekonomi, termasuk perdagangan, pemasaran, hingga manajemen. Banyak pelaku UMKM, terutama yang berada di daerah terpencil atau memiliki akses terbatas terhadap teknologi, kesulitan mengikuti perkembangan ini. Oleh karena itu, dukungan dari pemerintah dalam bentuk pelatihan digital, peningkatan akses internet, dan program-program edukatif menjadi sangat krusial.
Dalam beberapa tahun terakhir, pemerintah telah meluncurkan berbagai inisiatif untuk mendukung digitalisasi UMKM, seperti program UMKM Go Digital. Program ini bertujuan untuk membantu pelaku usaha kecil menengah memasuki pasar digital melalui platform e-commerce, media sosial, dan aplikasi digital lainnya. Namun, tantangan tidak berhenti di situ. Persaingan yang semakin ketat, baik di tingkat domestik maupun internasional, menuntut pelaku UMKM untuk terus berinovasi dan meningkatkan kualitas produk mereka.
Data dari Kementerian Koperasi dan UMKM menunjukkan bahwa pada tahun 2023, sektor UMKM menyumbang sekitar 60,5% dari total Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia, dengan lebih dari 64 juta UMKM tersebar di seluruh nusantara. Meski angka ini cukup besar, kontribusi UMKM di pasar internasional masih tergolong rendah. Salah satu penyebabnya adalah minimnya sertifikasi produk dan kurangnya pemahaman akan standar global yang diperlukan untuk bersaing di pasar luar negeri.
Fokus Kabinet Baru pada UMKM
Sebagai menteri baru yang akan memimpin Kementerian UMKM, Maman Abdurahman menghadapi tugas besar dalam meningkatkan daya saing sektor ini. Pemerintah, melalui Kabinet Merah Putih, diharapkan untuk fokus pada beberapa area strategis yang dapat mendukung pertumbuhan UMKM, termasuk akses pembiayaan, digitalisasi, serta perluasan akses pasar baik di dalam maupun luar negeri.
Salah satu inisiatif yang diharapkan dapat diteruskan dan diperkuat oleh Maman Abdurahman adalah kemudahan akses pembiayaan bagi UMKM, terutama bagi usaha kecil dan mikro yang sering kali sulit mendapatkan modal. Program seperti Kredit Usaha Rakyat (KUR) telah terbukti membantu ribuan pelaku UMKM untuk mendapatkan modal dengan bunga rendah. Namun, akses terhadap program ini perlu diperluas, terutama bagi UMKM di daerah-daerah terpencil yang sering kali kurang mendapatkan perhatian.
Di sisi lain, Helvi Yuni Moraza sebagai Wakil Menteri UMKM diharapkan membawa perspektif baru dalam meningkatkan partisipasi UMKM di pasar internasional. Helvi, yang memiliki latar belakang pengalaman internasional, diharapkan mampu memperkuat kolaborasi antara pelaku UMKM di Indonesia dengan diaspora Indonesia di berbagai negara. Kolaborasi ini dinilai sangat penting, mengingat diaspora Indonesia sering kali memiliki jaringan luas yang dapat dimanfaatkan untuk memperluas pasar produk UMKM.