Yoyok KOPITU: “Indonesia Trade Expo Usang dan Tidak Efektif, Hanya Buang Anggaran”

Yoyok Pitoyo Ketua Umum Kopitu
Sumber :
  • Handoko/Istimewa

Anggaran Besar, Hasil Tidak Signifikan

ITE setiap tahunnya menghabiskan anggaran yang cukup besar dari negara. Untuk penyelenggaraan ITE 2023, Kementerian Perdagangan mengalokasikan anggaran Rp 250 miliar. Namun, meski nilai transaksi yang dihasilkan cukup besar, kontribusi terhadap ekspor nasional masih jauh dari harapan.

Pada 2023, total ekspor Indonesia tercatat USD 292,6 miliar, namun kontribusi UMKM terhadap angka tersebut hanya 15,7%. "Dengan anggaran sebesar itu, seharusnya ada hasil yang lebih signifikan. Namun faktanya, kontribusi UMKM terhadap ekspor masih sangat rendah," ujar Yoyok.

Pembandingan dengan Pameran Dagang Lain

Sebagai perbandingan, Yoyok menyebutkan beberapa pameran dagang serupa di negara-negara lain yang terbukti lebih efektif dalam mendongkrak ekspor produk lokal. Di Korea Selatan, ada Seoul International Trade Fair, di Tiongkok ada China Import and Export Fair (lebih dikenal sebagai Canton Fair), di Vietnam ada Vietnam Expo, dan di Taiwan ada Taipei International Trade Fair.

Negara-negara tersebut berhasil menjadikan pameran-pameran dagang mereka sebagai platform utama untuk mempromosikan produk lokal dan mempertemukan produsen dengan pembeli langsung dari seluruh dunia. "Negara-negara seperti Tiongkok sangat serius dalam mendorong pengusaha mereka untuk mengikuti pameran internasional. Mereka mendapatkan dukungan penuh dari pemerintah, termasuk pembiayaan. Bandingkan dengan Indonesia, kita kalah bersaing di sini," jelas Yoyok.

Data menunjukkan bahwa pameran-pameran ini memiliki dampak signifikan terhadap nilai ekspor negara masing-masing. Canton Fair di Tiongkok, misalnya, berhasil mencatatkan transaksi sebesar USD 21,6 miliar pada tahun 2023, jauh melebihi pencapaian Indonesia Trade Expo.