Seiring Banyaknya Diaspora Indonesia Tempe meng-Global ke Berbagai Belahan Dunia

Sepiring Tempe Goreng
Sumber :
  • Instagram/meily_chin

Malang, WISATA – Tempe konon sudah ada di wilayah kepulauan ini sejak zaman era Jawa Kuno. Di banyak suku di tanah air, kudapan kerap dianggap kurang lengkap jika tidak menyertakan tempe di dalamnya. Seiring dengan semakin banyaknya diaspora Indonesia, di berbagai belahan dunia, tempe pun menjadi semakin mengglobal.

Bila Anda pergi ke Eropa, kita tidak akan kesulitan untuk mendapatkan tempe. Anda cukup datang toko Asia, tempe pasti akan ditemukan di sana. Demikian pula di Asia Timur. Di Jepang, misalnya, tempe juga mudah ditemukan. Di negara itu bahkan kita dengan mudah menemukan produk tempe buatan Ristono.

Anda mungkin pernah mendengar kisah sukses pengusaha tempe, Ristono, asal Grobogan, Jawa Tengah. Bisnis produksi tempe dengan merk dagang Rusto’s Tempeh itu bahkan kini sudah mendunia. Dari Kyoto, Ristono kemudian berupaya bisa memenuhi kebutuhan pasar Jepang. Dan setelah sukses di kawasan tersebut, Ristono pun merambah pasar Korea Selatan. Kini, Rusto’s Tempeh sudah menembus pasar Meksiko, Brasil, dan Hungaria.

Dahulu, bagi orang asing, panganan tempe sebagai panganan yang menjijikkan. Sebab dalam proses produksi tempe ada fase di mana kedelai harus dipisahkan antara kulit dan bijinya. Dalam tahapan itu, kedelai harus direndam, sebelum kemudian perajinnya akan menginjak-injak bahan panganan itu dengan kedua kaki agar kulit dan biji terpisah. Namun kini, proses serupa itu sudah ditinggalkan. Kini, proses tersebut sudah dilakukan secara mekanis dan lebih higenis.

Panjangnya sejarah tempe di tanah air itulah yang kemudian membuat Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek) mengajukannya sebagai warisan budaya tak benda untuk kemanusiaan ke UNESCO.

Pengajuan komoditas tempe sebagai Warisan Budaya tak Benda bagi Kemanusiaan telah dilakukan pada akhir Maret 2024. Pengajuan yang dilakukan Indonesia itu juga berpatokan dengan bunyi Konvensi UNESCO 2003. Harapannya, pengajuan tempe sebagai Warisan Budaya tak Benda dunia itu disetujui. Sehingga, dapat menambah daftar Warisan Budaya tak Benda dari Indonesia yang ada di UNESCO.